Disusun
Oleh :
Nama : LAUTAN
NPM :
Prodi :
Kelompok : 4 (empat)
Hari/Jam : Selasa / 10.00-12.00 WIB
Tanggal
:14 November 2018
Dosen :
Ko Ass
:
ObjekPraktikum : ANALISA KUALITAS AIR
LABORATORIUM
TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan
kebutuhan yang sangat penting dan tidak bisa diganti perannya bagi makhluk
hidup. Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua
bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet
lain. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi dan terdapat 1,4 triliun
kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi.
Di
daerah pegunungan atau hutan yang terpencil dengan udara yang bebas dan bersih
dari pencemaran, air hujan yang turun di atasnya selalu mengandung bahan–bahan
terlarut, seperti : CO2, O2, dan N2, serta bahan – bahan tersuspensi
seperti debu dan partikel–partikel lainnya yang terbawa air hujan dari
atmosfer. Biasanya air tersebut mengandung zat-zat kimia dalam kadar tertentu,
baik zat-zat kimia anorganik maupun zat-zat kimia organik.
Air permukaan – permukaan dan air sumur pada
umumnya mengandung bahan –bahan metal.Air yang mengandung komponen – komponen
tersebut dalam jumlah tinggi disebu air sadah. Apabila kandungan zat-zat
kimia tersebut terlalu banyak jumlahnya didalam air, air tersebut dapat menjadi
sumber bencana yang dapat merugikan kelangsungan hidup semua makhluk
sekitarnya.Kini dengan adanya pencemaran-pencemaran air oleh pabrik maupun
rumah tangga, kandungan zat-zat kimia di dalam air semakin meningkat dan pada
akhirnya kualitas air tersebut menurun.
Oleh karena itu, diperlukan analisa air
untuk menentukan dan menghitung zat-zat kimia yang terkandung di dalam air
sehingga dapat diketahui air tersebut membahayakan kesehatan, layak tidaknya
dikonsumsi maupun sudah tercemar atau belum. Dari keterangan diatas,
tentu sudah selayaknya kita sebagai manusia untuk lebih mempelajari lebih
mengenai air ini sehingga hal tersebutlah yang melatar belakangi diadakannya praktikum
yang berjudul Analisa Kualitas Air.
1.2 Tujuan
Mahasiswa mampu menguji atau
menganalisis beberapa sifat fisis dan sifat kimia air secara kualitatif dan
kuantitatif.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Didalam manajemen
kualitas air merupakan suatu upaya memanipulasi kondisi lingkungan sehingga
mereka berada dalam kisaran yang sesuai untuk kehidupan dan pertumbuhan ikan.
Di dalam usaha perikanan, diperlukan untuk mencegah aktivitas manusia yang
mempunyai pengaruh merugikan terhadap kualitas air dan produksi ikan (Widjanarko,
2005).
Air untuk minum
umumnya berasal dari Air Permukaan (Surface Water) seperti danau, sungai
dan cadangan air lainnya di permukaan Bumi atau dari Air Tanah (Ground Water)
atau air yang di pompa (melalui pengeboran) dari dalam tanah yang umumnya bebas
dari kandungan zat berbahaya, namun tidak selalu bersih (Krisnandi, 2009).
Kecerahan yang
tinggi dapat mengakibatkan terganggunya sistem osmoregulasi, misal pernafasan
dan daya lihat organism akuatik serta dapat menghambat penetrasi cahaya
kedalaman air, tingginya nilai kekeruhan juga dapat mempersulit usaha
penyaringan dan mengurangi efektifitas disentasi pada proses penjernihan
(Effendi, 2003).
Air yang dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari tidak pernah ditemukan dalam keadaan murni.
Biasanya air tersebut mengandung zat-zat kimia dalam kadar tertentu, baik
zat-zat kimia anorganik maupun zat-zat kimia organik. Apabila kandungan zat-zat
kimia tersebut terlalu banyak jumlahnya didalam air, air tersebut dapat menjadi
sumber bencana yang dapat merugikan kelangsungan hidup semua makhluk
sekitarnya.Kini dengan adanya pencemaran-pencemaran air oleh pabrik maupun
rumah tangga, kandungan zat-zat kimia di dalam air semakin meningkat dan pada
akhirnya kualitas air tersebut menurun.Oleh karena itu, diperlukan analisa air
untuk menentukan dan menghitung zat-zat kimia yang terkandung di dalam air
sehingga dapat diketahui air tersebut membahayakan kesehatan, layak tidaknya
dikonsumsi maupun sudah tercemar atau belum (Purnailmawan, 2009).
Limnologi
merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang sifat dan struktur
dari perairan daratan yang meliputi mata air, sungai, danau, kolam, dan
rawa-rawa baik yang berupa air tawar maupun air payau.Selain itu alkena
oseanologi yang mempelajari tentang ekosistem laut.Limnologi dan oseanologi
merupakan cabang dari ekologi yang khusus mempelajari tentang sistem perairan
yang terdapat dipermukaan bumi (Sahala, 1985).
Limnologi
berkembang sejak awal abad 20 dengan adanya study komperatif antara danau dalam
dan danau dangkal yang dilakukan oleh Agust Thelekann. ia meneliti beberapa
danau Eifel maan bersama Vaist pada Agustus 1910, yang hasilnya memperlihatkan
adanya perbedaan konsentrasi oksigen pada daerah hipoliman dua tipe danau yang
disebabkan perbedaan kelimpahan plankton, kemudian bersama Einar, ilmuan
penelitian ini menjadi dasar dalam penelitian tipe danau, digotrofik, etrofik,
dan disfotik. Selanjutnya Theisnemann dan Novmann meletakkan dasar limnology
tahun 1921 (Djaman, 1983).
Air merupakan
senyawa kimia yang paling aman dan paling dibutuhkan seluruh makhluk hidup
karena tanpa air, makhluk hidup tidak akan dapat bertahan hidup. Ilmu yang
mempelajari tentang kandungan, sifat-sifat, proses penyebaran, dan kebiasaan
alami air dikenal dengan hidrologi. Hidrologi merupakan induk ilmu untuk
percabangan teknik sipil, dan hidrologi mempelajari masalah persediaan air dan
penyaluran kotoran, sistem pengaliran air dan irigasi, peraturan navigasi dan
sungai, dan pengendalian banjir dan tenaga air (Ardayani, 2005).
Air minum
kemasan atau dengan istilah AMDK (Air Minum Dalam Kemasan), merupakan air minum
yang siap di konsumsi secara langsung tanpa harus melalui proses pemanasan
terlebih dahulu. Air minum dalam kemasan merupakan air yang dikemas dalam
berbagai bentuk wadah 19 ltr atau 5 galon , 1500 ml / 600 ml ( bottle), 240 ml
/220 ml (cup). Air kemasan diproses dalam beberapa tahap baik menggunakan
proses pemurnian air (Reverse Osmosis / Tanpa Mineral) maupun proses biasa
Water treatment processing (Mineral), dimana sumber air yang digunakan untuk
Air kemasan mineral berasal dari mata air pengunungan, Untuk Air kemasan Non
mineral biasanya dapat juga digunakan dengan sumber mata air tanah / mata air
pengunungan (Syukur, 2002).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
1. Gelas ukur 50 ml 10. Corong kaca
2. Gelas ukur 100 ml
11. Penjepit tabung reaksi
3. Pipet tetes 12.
Erlemeyer
4. Pipet volume 5 ml 13. Kompor listrik/ gas
5. Pipet volume 10 ml 14. Buret dan Statif
6. Lampu spritus 15. Corong
7. Tabung reaksi + rak 16. Neraca
analitik
8. Batang pengaduk 17. Botol semprot
9.Gelas ukur 50 ml
3.1.2 Bahan
1. KMnO4 4. Kertas lakmus merah
2. Aquades
5. Asam oksalat (H2C2O4)
3. H2SO4
3.2 Cara Kerja
1. Suhu / temperature
- Menyiapkan sampel (membuka tutup botol sempel)
- Menyelupkan alat pengukur suhu (termometer atau O2 meter) ke dalam
- Menyiapkan sampel (membuka tutup botol sempel)
- Menyelupkan alat pengukur suhu (termometer atau O2 meter) ke dalam
sampel, pastikan tangan anda tidak
bersentuhan dengan alat pengukur tersebut.
- Baca angka yang tertera pada alat tersebut.
2. Zat padat terlarut dan zat padat tersuspensi
- Mengambil sampel sebanyak 100 ml dengan gelas ukur dan tuangkan kedalam
- Baca angka yang tertera pada alat tersebut.
2. Zat padat terlarut dan zat padat tersuspensi
- Mengambil sampel sebanyak 100 ml dengan gelas ukur dan tuangkan kedalam
gelas piala dan panaskan.
- Perhatikan, apakah sampel menjadi keruh ataukah ada yang mengendap.
- Jika sampel menjadi keruh berarti ada zat padat terlarut, sedangkan jika terjadi
- Perhatikan, apakah sampel menjadi keruh ataukah ada yang mengendap.
- Jika sampel menjadi keruh berarti ada zat padat terlarut, sedangkan jika terjadi
endapan berarti sampel mengandung zat
tersuspensi.
3. Warna
- Mengambil sampel kedalam tabung reaksi sebanyak ± ¾ dari volume tabung
3. Warna
- Mengambil sampel kedalam tabung reaksi sebanyak ± ¾ dari volume tabung
reaksi
- Bandingkan warnanya dengan larutan standar yang telah disediakan.
4. DO ( Disolve Oxygen)
- 100 ml sampel dimasukkan kedalam gelas piala yang bervolume 100 ml
- Celupkan O2 meter kedalam sampel
- Tekan mode untuk mendapatkan nilai DO
- Angka yang tertera pada O2 menunjukkan konsentrasi oksigen yang didukung
- Bandingkan warnanya dengan larutan standar yang telah disediakan.
4. DO ( Disolve Oxygen)
- 100 ml sampel dimasukkan kedalam gelas piala yang bervolume 100 ml
- Celupkan O2 meter kedalam sampel
- Tekan mode untuk mendapatkan nilai DO
- Angka yang tertera pada O2 menunjukkan konsentrasi oksigen yang didukung
sampel
5. Amoniak
- Masukkan 10-15 ml sampel kedalam tabung reaksi
- Lipatkan kertas lakmus merah di mulut tabung reaksi
- Panaskan di atas api lampu spiritus
- Amati sampel, apakah tercium bau tengik atau tidak.
- Sampel mengandung amoniak apabila tercium bau tengik atau lakmus merah
5. Amoniak
- Masukkan 10-15 ml sampel kedalam tabung reaksi
- Lipatkan kertas lakmus merah di mulut tabung reaksi
- Panaskan di atas api lampu spiritus
- Amati sampel, apakah tercium bau tengik atau tidak.
- Sampel mengandung amoniak apabila tercium bau tengik atau lakmus merah
berubah menjadi warna biru.
6. COD secara kuantitatif
- Pipet 10 ml sampel dengan volume dan masukkan kedalam gelas ukur 100 ml
- Encerkan sampel tersebut dengan aquades sampai volume 100 ml
- Ditambah 5 ml H2SO4 4N , panaskan sampai mendidih
- Ditambah lagi dengan 10 ml KMnO4 0,01 N dan didihkan selama 10 menit (
6. COD secara kuantitatif
- Pipet 10 ml sampel dengan volume dan masukkan kedalam gelas ukur 100 ml
- Encerkan sampel tersebut dengan aquades sampai volume 100 ml
- Ditambah 5 ml H2SO4 4N , panaskan sampai mendidih
- Ditambah lagi dengan 10 ml KMnO4 0,01 N dan didihkan selama 10 menit (
terbentuk warna merah muda )
- Jika selama di didihkan warna merah muda hilang tambah 10 ml KMnO4 0,01
- Jika selama di didihkan warna merah muda hilang tambah 10 ml KMnO4 0,01
N lagi, sampai warna merah muda tidak
hilang lagi.
- Tambah 10 ml asam oksalat (H2C2O4) 0,01 N warna merah muda hilang
- Selagi panas segera titrasi dengan KMnO4 0,01 N sampai terbentuk warna
- Tambah 10 ml asam oksalat (H2C2O4) 0,01 N warna merah muda hilang
- Selagi panas segera titrasi dengan KMnO4 0,01 N sampai terbentuk warna
merah muda muda yang stabil (tidak hilang
lagi), catat volume KMnO4 yang
terpakai (= r)
Faktor koreksi :
- Larutan yang telah dititrasi diatas
ditambah 10 ml asam oksalat (H2C2O4) 0,01
N.
- Titrasi lagi dengan KMnO4
0,01 N sampai terbentuk warna merah muda yang
stabil (tidak hilang lagi), catat
volume KMnO4 yang terpakai (= n)
- Untuk memperoleh hasil yang lebih
teliti, ulangi lagi percobaan ini sekali lagi.
HASILPENGAMATAN
No.
|
Parameter
|
Hasil Pengamatan
|
||||||||||
Air Sumur
|
Air Laut
|
Air Danau
|
Air Sawah
|
|||||||||
1.
|
Suhu
|
28 0C
|
29 0C
|
29 0C
|
30 0C
|
|||||||
2.
|
Zat padat terlarut
|
(+)
|
Ada zat padat terlarut
(+)
|
Terdapat
zat padat padat (+)
|
(+)
|
|||||||
3.
|
Zat padar tersuspensi
|
(+)
|
Tidak ada zat padat terlarut
(+)
|
Tidak ada zat padat
tersubspensi (-)
|
(-)
|
|||||||
4.
|
Warna
|
Sama
dengan larutan standar
|
Sama
dengan larutan standar
|
Lebih keruh
|
Warna
sama dengan larutan standar
|
|||||||
5.
|
DO
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|||||||
6.
|
Amoniak
|
Mengandung
amoniak
|
Mengandung
amoniak
|
Tidak
mengandung amoniak
|
Mengandung
amoniak
|
|||||||
7.
|
COD
|
Volume KMnO4 selama
pemanasan (ml)
|
Volume KMnO4 Titrasi I
(ml)
|
Volume KMnO4 Titrasi II
(ml)
|
Volume KMnO4 selama
pemanasan (ml)
|
Volume KMnO4 Titrasi I
(ml)
|
Volume KMnO4 Titrasi II
(ml)
|
|||||
Ulangan I
|
||||||||||||
Ulanagan II
|
||||||||||||
PEMBAHASAN
Pada
pengamatan pertama secara fisika didapatkan hasil pengamatan sebagai berikut
yaitu, untuk pengamatan suhu air terdapat perbedaan suhu antara air sawah, air
danau, air laut, dan air sumur, yang mana suhu pada air sawah 30°c dan air danau yaitu 29oC, air sumur 28°C,air laut 29°C. Pada pengamatan setelah
dipanaskan, untuk pengamatan zat padat terlarut tidak ada sampel yang
mengandung zat padat terlarut.
Kemudian
untuk zat padat tersuspensi hanya air sawah, air danau, air sumur, dan air laut tidak mengandung zat padat tersuspensi. Untuk pengamatan warna setelah dipanaskan air danau menjadi lebih keruh, air sumur, air laut, dan air sawah sama dengan warna larutan
standar.
Untuk
pengamatan uji kandungan amoniak hanya air danu yang tidak mengandung amoniak. Sebenarnya Analisa bau air yang
dilakukan pada percobaan praktikum kimia air ini sifatnya relatif, karena untuk
pengukurannya dilakukan dengan langsung menggunakan hidung kita serta tidak
disediakan parameter standar.Maka setiap orang pasti memiliki hasil yang
berbeda-beda.
Bau dalam
air dapat disebabkan oleh banyak hal, diantaranya adalah adanya kandungan
logam-logam berat yang terlarut dalam air dan ada juga yang disebabkan karena
pengaruh mikroorganisme yang hidup di dalam air yang dapat menguraikan air dan
zat-zat organik dan anorganik yang menimbulkan bau yang tidak sedap.
Warna di
dalam air dapat disebabkan oleh adanya ion-ion metal alam (besi dan mangan),
humus, plankton, tanaman air dan buangan industri. Warna air biasanya
dihilangkan terutama sekali untuk penggunaan air industri dan air minum.
Senyawa-senyawa lain, misalnya zat warna yang dipakai dalam pencelupan, air
limbah yang dikeluarkan pabrik tekstil. Air limbah industri pulp dan kertas
mempunyai warna yang tinggi karena mengandung senyawa lignin/lindi hitam.
Air
merupakan senyawa yang bersifat pelarut universal, karena sifatnya tersebut,
maka tidak ada air dan perairan alami yang murni. Tetapi didalamnya terdapat
unsur dan senyawa yang lain. Dengan terlarutnya unsur dan senyawa tersebut,
terutama hara mineral, maka air merupakan faktor ekologi bagi makhluk
hidup.Walaupun demikian ternyata tidak semua air dapat secara langsung
digunakan memenuhi kebutuhan makhluk hidup, tetapi harus memenuhi kriteria
dalam setiap parameternya masing-masing. Analisa Umum pada Air merupakan salah
satu kebutuhan dasar manusia, khususnya air minum Tetapi ketersediaan air minum
yang memenuhi syarat semakin sulit dipenuhi, terlebih lagi daerah-daerah
resapan air yang telah dirubah menjadi pemukiman penduduk, limbah-limbah
industri yang mencemari sungai-sungai.
BAB VI
PENUTUP
6.1
Kesimpulan
Untuk kekeruhan air biasanya disebabkan oleh lempung partikel-partikel
tanah dan pencemar-pencemar kolidal lainnya.Untuk warna air dipengaruhi oleh
ion-ion logam secara alami ada pada air seperti besi dan mangan, dan juga oleh
buangan industri.Untuk rasa dan bau air dipengaruhi oleh kehadiran organisme
dalam air itu sendiri, bahan kimia organic maupun anorganic.Untuk suhu pada air
dipengaruhi oleh lingkungan disekitarnya.
pH air murni adalah 7 sedangkan air baku yang diolah untuk air minum pHnya
berkisar antara 5 sampai 9. Untuk air yang mengandung amoniak yang tinggu
menunjukkan adanya pencemaran, air tanah hanya sedikit mengandung amoniak,
dalam air minum kadar amoniaknya harus nihil (nol).
6.2 Saran
Saran
saya adalah sebaiknya dalam melakukan percobaan
tentang analisa kualitas air para praktikan harus lebih memperhatikan ko ass saat menjelaskan tentang cara melakukan
percobaan tersebut, sehingga tidak terjadi kesalahan pada hasil percobaan yang
telah dilakukan. Selain itu juga diharapkan agar praktikan dapat mengerti
tentang tujuan dari percobaan yang dilakukan agar pada saat membuat laporan
tidak bingung mengenai materi yang harus di sampaikan pada laporan.
DAFTAR PUSTAKA
Djaman.1983.Catatan Kuliah
Ekologi Umum.Bogor: IPB
Press.
Effendi, H. 2003. Telaah
Kualitas Air. Yogyakarta: UNY.
Krisnandi,Y.K. 2009. Kimia Dalam Air. Jakarta: KBI Kimia Anorganik Universitas
indonesia.
Purnailmawan.2009.Ekologi
Umum.Bandung:PT Grafika Sari Cipta.
Sahala.1985.Pengantar Oseanografi.Jakarta:Universitas
Indonesia.
Syukur.2002.Kualitas Air dan Struktur
KomunitasPhytoplankton.Bogor:Yudhistira.
Widjanarko.2005. Tingkat
Kesuburan Perairan. Jakarta : Bumi Aksara.
0 comments:
Post a Comment