Sunday, 3 May 2020

laporan "ANALISA KUALITAS AIR"

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA UMUM

Disusun Oleh :
                        Nama                     : LAUTAN
NPM                      :
Prodi                     
Kelompok              : 4 (empat)
Hari/Jam                : Selasa / 10.00-12.00 WIB
Tanggal                  :14 November 2018
Dosen                    : 
                             
Ko Ass                  
ObjekPraktikum    : ANALISA KUALITAS AIR



LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2018


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
  Air merupakan kebutuhan yang sangat penting dan tidak bisa diganti perannya bagi makhluk hidup. Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi dan terdapat 1,4 triliun kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi. 
  Di daerah pegunungan atau hutan yang terpencil dengan udara yang bebas dan bersih dari pencemaran, air hujan yang turun di atasnya selalu mengandung bahan–bahan terlarut, seperti : CO2, O2, dan N2, serta bahan – bahan tersuspensi seperti debu dan partikel–partikel lainnya yang terbawa air hujan dari atmosfer. Biasanya air tersebut mengandung zat-zat kimia dalam kadar tertentu, baik zat-zat kimia anorganik maupun zat-zat kimia organik. 
 Air permukaan – permukaan dan air sumur pada umumnya mengandung bahan –bahan metal.Air yang mengandung komponen – komponen tersebut dalam jumlah tinggi disebu air sadah. Apabila kandungan zat-zat kimia tersebut terlalu banyak jumlahnya didalam air, air tersebut dapat menjadi sumber bencana yang dapat merugikan kelangsungan hidup semua makhluk sekitarnya.Kini dengan adanya pencemaran-pencemaran air oleh pabrik maupun rumah tangga, kandungan zat-zat kimia di dalam air semakin meningkat dan pada akhirnya kualitas air tersebut menurun.
 Oleh karena itu, diperlukan analisa air untuk menentukan dan menghitung zat-zat kimia yang terkandung di dalam air sehingga dapat diketahui air tersebut membahayakan kesehatan, layak tidaknya dikonsumsi maupun sudah tercemar atau belum. Dari keterangan diatas,  tentu sudah selayaknya kita sebagai manusia untuk lebih mempelajari lebih mengenai air ini sehingga hal tersebutlah yang melatar belakangi diadakannya praktikum yang berjudul Analisa Kualitas Air.

1.2 Tujuan
Mahasiswa mampu menguji atau menganalisis beberapa sifat fisis dan sifat kimia air secara kualitatif dan kuantitatif.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
         Didalam manajemen kualitas air merupakan suatu upaya memanipulasi kondisi lingkungan sehingga mereka berada dalam kisaran yang sesuai untuk kehidupan dan pertumbuhan ikan. Di dalam usaha perikanan, diperlukan untuk mencegah aktivitas manusia yang mempunyai pengaruh merugikan terhadap kualitas air dan produksi ikan (Widjanarko, 2005).
          Air untuk minum umumnya berasal dari Air Permukaan (Surface Water) seperti danau, sungai dan cadangan air lainnya di permukaan Bumi atau dari Air Tanah (Ground Water) atau air yang di pompa (melalui pengeboran) dari dalam tanah yang umumnya bebas dari kandungan zat berbahaya, namun tidak selalu bersih (Krisnandi, 2009).
        Kecerahan yang tinggi dapat mengakibatkan terganggunya sistem osmoregulasi, misal pernafasan dan daya lihat organism akuatik serta dapat menghambat penetrasi cahaya kedalaman air, tingginya nilai kekeruhan juga dapat mempersulit usaha penyaringan dan mengurangi efektifitas disentasi pada proses penjernihan (Effendi, 2003).
          Air yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari tidak pernah ditemukan dalam keadaan murni. Biasanya air tersebut mengandung zat-zat kimia dalam kadar tertentu, baik zat-zat kimia anorganik maupun zat-zat kimia organik. Apabila kandungan zat-zat kimia tersebut terlalu banyak jumlahnya didalam air, air tersebut dapat menjadi sumber bencana yang dapat merugikan kelangsungan hidup semua makhluk sekitarnya.Kini dengan adanya pencemaran-pencemaran air oleh pabrik maupun rumah tangga, kandungan zat-zat kimia di dalam air semakin meningkat dan pada akhirnya kualitas air tersebut menurun.Oleh karena itu, diperlukan analisa air untuk menentukan dan menghitung zat-zat kimia yang terkandung di dalam air sehingga dapat diketahui air tersebut membahayakan kesehatan, layak tidaknya dikonsumsi maupun sudah tercemar atau belum (Purnailmawan, 2009).
          Limnologi merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang sifat dan struktur dari perairan daratan yang meliputi mata air, sungai, danau, kolam, dan rawa-rawa baik yang berupa air tawar maupun air payau.Selain itu alkena oseanologi yang mempelajari tentang ekosistem laut.Limnologi dan oseanologi merupakan cabang dari ekologi yang khusus mempelajari tentang sistem perairan yang terdapat dipermukaan bumi (Sahala, 1985).
           Limnologi berkembang sejak awal abad 20 dengan adanya study komperatif antara danau dalam dan danau dangkal yang dilakukan oleh Agust Thelekann. ia meneliti beberapa danau Eifel maan bersama Vaist pada Agustus 1910, yang hasilnya memperlihatkan adanya perbedaan konsentrasi oksigen pada daerah hipoliman dua tipe danau yang disebabkan perbedaan kelimpahan plankton, kemudian bersama Einar, ilmuan penelitian ini menjadi dasar dalam penelitian tipe danau, digotrofik, etrofik, dan disfotik. Selanjutnya Theisnemann dan Novmann meletakkan dasar limnology tahun 1921 (Djaman, 1983).
           Air merupakan senyawa kimia yang paling aman dan paling dibutuhkan seluruh makhluk hidup karena tanpa air, makhluk hidup tidak akan dapat bertahan hidup. Ilmu yang mempelajari tentang kandungan, sifat-sifat, proses penyebaran, dan kebiasaan alami air dikenal dengan hidrologi. Hidrologi merupakan induk ilmu untuk percabangan teknik sipil, dan hidrologi mempelajari masalah persediaan air dan penyaluran kotoran, sistem pengaliran air dan irigasi, peraturan navigasi dan sungai, dan pengendalian banjir dan tenaga air (Ardayani, 2005).
             Air minum kemasan atau dengan istilah AMDK (Air Minum Dalam Kemasan), merupakan air minum yang siap di konsumsi secara langsung tanpa harus melalui proses pemanasan terlebih dahulu. Air minum dalam kemasan merupakan air yang dikemas dalam berbagai bentuk wadah 19 ltr atau 5 galon , 1500 ml / 600 ml ( bottle), 240 ml /220 ml (cup). Air kemasan diproses dalam beberapa tahap baik menggunakan proses pemurnian air (Reverse Osmosis / Tanpa Mineral) maupun proses biasa Water treatment processing (Mineral), dimana sumber air yang digunakan untuk Air kemasan mineral berasal dari mata air pengunungan, Untuk Air kemasan Non mineral biasanya dapat juga digunakan dengan sumber mata air tanah / mata air pengunungan (Syukur, 2002).



BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
   3.1.1 Alat
   1. Gelas ukur 50 ml                                      10. Corong kaca
   2. Gelas ukur 100 ml                                    11. Penjepit tabung reaksi
   3. Pipet tetes                                                            12. Erlemeyer
   4. Pipet volume 5 ml                                    13. Kompor listrik/ gas
   5. Pipet volume 10 ml                                  14. Buret dan Statif
   6. Lampu spritus                                          15. Corong
   7. Tabung reaksi + rak                                  16. Neraca analitik
   8. Batang pengaduk                                     17. Botol semprot
   9.Gelas ukur 50 ml
  3.1.2 Bahan 
   1. KMnO4                                                              4. Kertas lakmus merah
   2. Aquades                                                   5. Asam oksalat (H2C2O4)
   3. H2SO4
3.2 Cara Kerja
   1. Suhu / temperature
       - Menyiapkan sampel (membuka tutup botol sempel)
       - Menyelupkan alat pengukur suhu (termometer atau O2 meter) ke dalam
          sampel, pastikan tangan anda tidak bersentuhan dengan alat pengukur tersebut.
       - Baca angka yang tertera pada alat tersebut.
   2. Zat padat terlarut dan zat padat tersuspensi
       - Mengambil sampel sebanyak 100 ml dengan gelas ukur dan tuangkan kedalam    
          gelas piala dan panaskan.
       - Perhatikan, apakah sampel menjadi keruh ataukah ada yang mengendap.
       - Jika sampel menjadi keruh berarti ada zat padat terlarut, sedangkan jika terjadi  
         endapan berarti sampel mengandung zat tersuspensi.
   3. Warna
  
   - Mengambil sampel kedalam tabung reaksi sebanyak ± ¾ dari volume tabung  
         reaksi
     - Bandingkan warnanya dengan larutan standar yang telah disediakan.
4. DO ( Disolve Oxygen)
    - 100 ml sampel dimasukkan kedalam gelas piala yang bervolume 100 ml
    - Celupkan O2 meter kedalam sampel
    - Tekan mode untuk mendapatkan nilai DO
    - Angka yang tertera pada O2 menunjukkan konsentrasi oksigen yang didukung  
       sampel
5.  Amoniak
     - Masukkan 10-15 ml sampel kedalam tabung reaksi
     - Lipatkan kertas lakmus merah di mulut tabung reaksi
     - Panaskan di atas api lampu spiritus
     - Amati sampel, apakah tercium bau tengik atau tidak.
     - Sampel mengandung amoniak apabila tercium bau tengik atau lakmus merah      
       berubah menjadi warna biru.
6. COD secara kuantitatif
    - Pipet 10 ml sampel dengan volume dan masukkan kedalam gelas ukur 100 ml
    - Encerkan sampel tersebut dengan aquades sampai volume 100 ml
    - Ditambah 5 ml H2SO4 4N , panaskan sampai mendidih
    - Ditambah lagi dengan 10 ml KMnO4 0,01 N dan didihkan selama 10 menit (   
       terbentuk warna merah muda )
    - Jika selama di didihkan warna merah muda hilang tambah 10 ml KMnO4 0,01  
      N lagi, sampai warna merah muda tidak hilang lagi.
    - Tambah 10 ml asam oksalat (H2C2O4) 0,01  N warna merah muda hilang
    - Selagi panas segera titrasi dengan KMnO4 0,01 N sampai terbentuk warna   
      merah muda muda yang stabil (tidak hilang lagi), catat volume KMnO4 yang
      terpakai (= r)
      Faktor koreksi :
      - Larutan yang telah dititrasi diatas ditambah 10 ml asam oksalat (H2C2O4) 0,01
        N.
      - Titrasi lagi dengan KMnO4 0,01 N sampai terbentuk warna merah muda yang
        stabil (tidak hilang lagi), catat volume KMnO4 yang terpakai (= n)
      - Untuk memperoleh hasil yang lebih teliti, ulangi lagi percobaan ini sekali lagi.



 BAB IV
HASILPENGAMATAN

No.
Parameter


Hasil Pengamatan

Air Sumur
Air Laut
Air Danau
Air Sawah

1.
Suhu
28 0C
29 0C
29 0C
30 0C

2.
Zat padat terlarut
(+)
 Ada zat padat terlarut
(+)
Terdapat zat padat padat (+)
(+)

3.
Zat padar tersuspensi
(+)
Tidak ada zat padat terlarut
(+)
Tidak ada zat padat tersubspensi (-)
(-)

4.
Warna
Sama dengan larutan standar
Sama dengan larutan standar
Lebih keruh
Warna sama dengan larutan standar

5.
DO
-
-
-
-

6.
Amoniak
Mengandung amoniak
Mengandung amoniak
Tidak mengandung amoniak
Mengandung amoniak

7.
COD
Volume KMnO4 selama pemanasan (ml)
Volume KMnO4 Titrasi I
(ml)
Volume KMnO4 Titrasi II
(ml)
Volume KMnO4 selama pemanasan (ml)
Volume KMnO4 Titrasi I
(ml)
Volume KMnO4 Titrasi II
(ml)


Ulangan I







Ulanagan II








 BAB V
PEMBAHASAN
Pada pengamatan pertama secara fisika didapatkan hasil pengamatan sebagai berikut yaitu, untuk pengamatan suhu air terdapat perbedaan suhu antara air sawah, air danau, air laut, dan air sumur, yang mana suhu pada air sawah 30°c dan air danau yaitu 29oC, air sumur 28°C,air laut 29°C. Pada pengamatan setelah dipanaskan, untuk pengamatan zat padat terlarut tidak ada sampel yang mengandung zat padat terlarut.
Kemudian untuk zat padat tersuspensi hanya air sawah, air danau, air sumur, dan air laut tidak mengandung zat padat tersuspensi. Untuk pengamatan warna setelah dipanaskan air danau menjadi lebih keruh, air sumur, air laut, dan air sawah sama dengan warna larutan standar.
Untuk pengamatan uji kandungan amoniak hanya air danu yang tidak mengandung amoniak. Sebenarnya Analisa bau air yang dilakukan pada percobaan praktikum kimia air ini sifatnya relatif, karena untuk pengukurannya dilakukan dengan langsung menggunakan hidung kita serta tidak disediakan parameter standar.Maka setiap orang pasti memiliki hasil yang berbeda-beda.
Bau dalam air dapat disebabkan oleh banyak hal, diantaranya adalah adanya kandungan logam-logam berat yang terlarut dalam air dan ada juga yang disebabkan karena pengaruh mikroorganisme yang hidup di dalam air yang dapat menguraikan air dan zat-zat organik dan anorganik yang menimbulkan bau yang tidak sedap.
Warna di dalam air dapat disebabkan oleh adanya ion-ion metal alam (besi dan mangan), humus, plankton, tanaman air dan buangan industri. Warna air biasanya dihilangkan terutama sekali untuk penggunaan air industri dan air minum. Senyawa-senyawa lain, misalnya zat warna yang dipakai dalam pencelupan, air limbah yang dikeluarkan pabrik tekstil. Air limbah industri pulp dan kertas mempunyai warna yang tinggi karena mengandung senyawa lignin/lindi hitam.
Air merupakan senyawa yang bersifat pelarut universal, karena sifatnya tersebut, maka tidak ada air dan perairan alami yang murni. Tetapi didalamnya terdapat unsur dan senyawa yang lain. Dengan terlarutnya unsur dan senyawa tersebut, terutama hara mineral, maka air merupakan faktor ekologi bagi makhluk hidup.Walaupun demikian ternyata tidak semua air dapat secara langsung digunakan memenuhi kebutuhan makhluk hidup, tetapi harus memenuhi kriteria dalam setiap parameternya masing-masing. Analisa Umum pada Air merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, khususnya air minum Tetapi ketersediaan air minum yang memenuhi syarat semakin sulit dipenuhi, terlebih lagi daerah-daerah resapan air yang telah dirubah menjadi pemukiman penduduk, limbah-limbah industri yang mencemari sungai-sungai.

                                                              
                                                       BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
      Untuk kekeruhan air biasanya disebabkan oleh lempung partikel-partikel tanah dan pencemar-pencemar kolidal lainnya.Untuk warna air dipengaruhi oleh ion-ion logam secara alami ada pada air seperti besi dan mangan, dan juga oleh buangan industri.Untuk rasa dan bau air dipengaruhi oleh kehadiran organisme dalam air itu sendiri, bahan kimia organic maupun anorganic.Untuk suhu pada air dipengaruhi oleh lingkungan disekitarnya.
      pH air murni adalah 7 sedangkan air baku yang diolah untuk air minum pHnya berkisar antara 5 sampai 9. Untuk air yang mengandung amoniak yang tinggu menunjukkan adanya pencemaran, air tanah hanya sedikit mengandung amoniak, dalam air minum kadar amoniaknya harus nihil (nol).
6.2 Saran
      Saran saya adalah sebaiknya dalam melakukan percobaan tentang analisa kualitas air para praktikan harus lebih memperhatikan ko ass saat menjelaskan tentang cara melakukan percobaan tersebut, sehingga tidak terjadi kesalahan pada hasil percobaan yang telah dilakukan. Selain itu juga diharapkan agar praktikan dapat mengerti tentang tujuan dari percobaan yang dilakukan agar pada saat membuat laporan tidak bingung mengenai materi yang harus di sampaikan pada laporan.


DAFTAR PUSTAKA
 Ardayani. 2005. Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan. Malang: UBPress.
Djaman.1983.Catatan Kuliah Ekologi Umum.Bogor: IPB Press.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta: UNY.
Krisnandi,Y.K. 2009. Kimia Dalam Air. Jakarta: KBI Kimia Anorganik Universitas indonesia.
Purnailmawan.2009.Ekologi Umum.Bandung:PT Grafika Sari Cipta.
Sahala.1985.Pengantar Oseanografi.Jakarta:Universitas Indonesia.
Syukur.2002.Kualitas Air dan Struktur KomunitasPhytoplankton.Bogor:Yudhistira.
Widjanarko.2005. Tingkat Kesuburan Perairan. Jakarta : Bumi Aksara.

0 comments:

Post a Comment