Sunday, 3 May 2020

laporan "CARA CARA MENYATAKAN KONSENTRASI LARUTAN"

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA UMUM

Disusun Oleh:
                  Nama                        : Lautan
                  Npm                          
                  Prodi                         
                  Kelompok                 : 4 (Empat)
                  Hari/Jam                   : Selasa/10:00-12:00 WIB
                 Tanggal                      : 25 September 2018
                  Dosen                       

                 Co Ass                       
                  Objek Praktikum       : CARA-CARA MENYATAKAN KONSENTRASI
                                                       LARUTAN

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2018


BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
       Larutan adalah campuran homogen antara dua zat atau lebih, dimana komposisi merata bagian volumenya sama. Disebut campuran karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian bagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskop optik sekalipun. Larutan terbentuk karena komponen komponen larutan terdispersi menjadi atpm atau molekul atau ion sehingga dapat dengan mudah bercampur.
       Fase larutan dapat berwujud gas, padat, dan cair. Larutan gas misalnya udara, larutan padat misalnya perunggu, dan paduan logam lainnya, larutan cair misalnya air larut. Larutan terdiri atas dua komponen yaitu, pelarut dan zat terlarut. Pelarut merupakan komponen yang lebih banyak yang menentukan keadaan larutan, sedangkan zat terlarut adalah komponen dengan jumlah yang sedikit.
       Hampir semua proses kimia berlangsung dengan larutan sehingga penting untuk emahami sifat sifatnya. Larutan pada dasarnya yaitu fase homogen yang mengandung lebih dari satu komponen. Konsentrasi dalam suatu larutan didefenisikan sebagai jumlah solute  yang ada dalam sejumlah larutan atau pelarut. Konsentrasi yang dapat dinyatakan dalam beberapa cara antara lain molaritas, molalitas, normalitas.
        Di dalam konsep larutan reaksi yang paling banyak itu dilarutkan dalam air. Konsentrasi adalah kuantitas relatif suatu zat tertentu di dalam larutan. Konsentrasi merupakan suatu faktor penting yang menentukan cepat atau lambatnya reaksi berlangsung. Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut yang terdapat dalm sutu pelarut atau larutan. Larutan yang mengandung sebagian besar solut relatif terhadap pelarut, berarti konsentrasi larutan tersebut besar atau pekat. Sebaliknya bila mengandung sedikit solut maka konsentrasi larutan itu sedikit atau encer.
          Pada umumnya larutan mempunyai beberapa sifat, diantaranya sifat larutan elektrolit dan larutan non elektrolit. Sifat larutan tersebut mempunyai hubungan erat dengan konsentrasi dari tiap komponennya. sifat sifat larutan seperti rasa, ph, warna, dan kekentalan yang bergantung pada jenis dan konsentrasi zat terlarut. Larutan dapat dibuat mendapatkan campuran larutan dari dua atau lebih zat. Larutan memiliki dua sifat yaitu larutan eksoterm dan larutan endoterm.

1.2 Tujuan Percobaan
 1. Menjelaskan berbagai satuan konsentrasi larutan                                                           
 2.Mampu membuat larutan pada berbagai konsentrasi larutan  


BAB II
TINJAUN PUSTAKA

        Larutan adalah campuran homogen yang memiliki komposisi merata atau sama setiap bagian volumennya. Sutu larutan mengandung suatu zat atau terlarut atau lebih dari suatu pelarut. Zat terlarut merupakan komponen komponen yang jumlahnya sangat sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen yang terdapat dalam jumlah yang sangat banyak. Suatu larutan dengan jumlah maksimum zat terlarut pada temperatur tertentu disebut larutan jenuh. Sebelum memcapai titik jenuh fase larutan dapat berupa gas, cair atau fase padat yang bergantung pada sifat kedua komponen pembentuk kedua larutan (Suardhana, 2011).
         Larutan dapat didefenisikan sebagai campuran homogen antara dua zat atau lebih. Dalam larutan dikenal dua macam unsur yaitu zat terlarut dan zat pelarut. Adapun larutan di dalam air dinamakan aqueosus solution. Biasanya kita kita mengambil zat yang banyak sebagai pelarut dan sedikit sebagai zat terlarut (Sukardjo, 2010).
         Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan konsentrasi. Konsentrasi adalah perbandingan jumlah zat terlarut dengan zat pelarut, dinyatakan dalam satuan volume zat terlarut dalam sejumlah volume tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul satuan satuan konsentrasi,yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm, serta ditambah dengan persen  volume (Malik, 2013).
         Larutan gas dibuat dengan mencampurkan suatu gas dengan gas lainnya. Karena semua gas bercampur dalam semua perbandingan, maka setiap campuran gas adalah homogen dan merupakan larutan. Larutan cair dibuat dengan dengan melarutkan gas, cairan atau padatan dalam suatu larutan. Jika sebagian cairan adalah air, maka larutan disebut larutan berair. Larutan padatan adalah padatan padatan dalam manan satu komponen terdistribusi tak beraturan pada atom atau molekul dari komponen lainya  (Syukri,2011)
        Suatu larutan dengan jumlah maksimum zat terlarut pada temperatur tertentu disebut larutan jenuh. Sebelum mencapai titik jenuh suatu larutan kadang kadang dijumpai suatu satu keadaan dengan jat terlarut dalam larutan lebih banyak dari pada zat terlarut yang seharusnya dapat melarut pada temperatur tersebut. Larutan yang demikian disebut larutan lewat jenuh (Gunawan, 2013).
        Banyaknya zat terlarut dapat menghasilkan larutan jenuh, dalam jumlah tertentu pelarut pada temperatur konstan disebut kelarutan. Kelarutan suatu zat bergantung pada sifat zat itu, molekul pelarut, temperatur dan tekanan. Meskipun larutan dapat mengandung banyak komponen, tetapi pada tinjauan ini hanya di bahas larutan yang mengandung dua komponen,yaitu larutan biner. Komponen dari larutan biner yaitu pelarut dan zat terlarut (Mesti, 2009)
         Di dalam pengukuran konsentrasi larutan saat ini telah banyak yang dikembangakan. Berbagai metode secara kimia ataupun fisika telah diketahui oleh berbagai kalangan umum. Penerapan konsep konsep larutan pada skala laboratorium tidak digunakan dalam sklala sebuah perindustrian . dengan banyak nya metode yang telah berhasil di kembangkan dapat meminimalisir ketidak ter jangkaunya alat alat dalam pengembangan pengembangan konsep larutan ( Lusiana, 2012).
        Molaritas menyatakan banyaknya mol zat terlarut dalam tiap liter larutan. Normalitas menyatakan ekuivalen zat terlarut dalam tiap liter larutan. Untuk mengetahui perubahan warna yang dipakai dipakai sebuah indikator. Indikator adalah zat yang warnannya berbeda dalam linkungan yang sifatnya berlainan. Indikator asam basa adalah senyawa golongan pewarana yang mampu memberikan perubahan warna apabila ph dari suatu larutan berubah.  Ada beberapa indikator asam basa diantaranya adala kertas lakmus, larutan metil, dan phenolptalein (Kuswanto, 2014).
         Larutan terbentuk melalui pencampuran dua zazt atau lebih yang molekulnya berinteraksi langsung dalam keadaan tercampur. Perubahan gaya antar molekul yang dialami antar molekul dapat bergerak dari zat terlarut murni atau pelarut ke keadaan tercampur mempengaruhi baik kemudahan pembentukan maupun kestabilan larutan. Larutan dapat berada dalam kesetimbangan ini seringkali menunjukkan efek yang menarik yamg di tentukan oleh bobot molekul zat terlarut (Oxtoby, 2009).
        Tiga jenis wujud zat seharusnya terbentuk sembilan macam larutan, tetapi zat berwujud padat dan cair tidak dapat membentuk larutan dalam berwujud gas. Partikel yang berwujud padat dan cair dalam zat yang lainyang berwujud gas akan membentuk campuran heterogen. Sifat larutan sedikit menyimpang dari sifat pelarut karena adanya zat terlarut, penyimpangan semakin besar dan jika komposisi zat terlarut ditambah. Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif disebut konsentrasi (Pratama, 2009).
       

BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
1.Pipet ukur                                             6.Labu ukur
2.Pipet gondok                                        7.Bola hisap
3.Neraca analitik                                      8.Sikat tabung reaksi
4.Botol semprot                                       9.Corong
5.Kaca arloji

3.1.2  Bahan
1.H2SO4                                                5.KIO3
2.NaCL                                                   6.HCL
3.NaOH                                                  7.Asam Oksalat
4.Etanol                                                  8.Urea


3.2 Prosedur Kerja
3.2.1 Membuat Larutan NaCL 1%
       Menimbang sebanyak 0,5 gram NaCL dengan neraca analitik, kemudian melarutkannya dengan aquades didalam labu ukur sampai 50 ml, sampai tanda batas
3.2.2 Membuat Larutan Etanol 5%
      Memipet sebanyak 2,5 ml etanol absolute dengan pipet ukur, kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 50 ml. Lalu menambahkan aquades sampai tanda batas. Mengocok sampai homogen


3.3.3 Membuat Larutan 0,1 M KIO (Mr 214 gr / mol)
      Menimbang sebanyak 0,107 gr KIO3 dengan neraca analitik , kemudian memasukkannya kedalam labu ukur 50 ml ,dan melarutkannya dengan aquades 
3.3.4 Membuat larutan 0,1 M H2SO4 (Mr 98 gr/ mol)
      Memipet sebanyak 0,5 H2SO4 dengn pipet ukur, kemudian mengencerkannya dengan aquades dslamlabu ukur 50 ml sampai tanda batas.
   *Labu ukur 50 ml diisi terlebih dahulu dengan aquades, kira kira 25 ml, selanjutnya memipetkan H2SO4 ke dalam labu ukur, selanjutnya menambahkan lagi dengan aquades sampai tanda batas. Cara seperti ini berlaku untuk membuat larutan asam kuat dan basa kuat yang lain.
3.3.5 Membuat larutan 0,1 N HCL (Mr 36,5 gr/mol)
     Memipet sebannyak 0.415 ml HCL 37% dengan labu ukur, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml, sampai tanda batas.
3.3.6 Membuat larutan 0,1 N asam oksalat (Mr H2C2O4. 2 H2O 126 gr/mol)
      Menimbang 0,3151 gr asam oksalat dengan neraca analitik, kemudian mengencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
3.3.7 Membuat larutan 1 N NaOH  (Mr 40 gr/mol)
      Menimbang 0,2 gr NaOH, kemudian mengencerkannya dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanmda batas.
3.3.8 Membuat larutan 1000 ppm Nitrogen (N2) (Mr Urea 60 gr/mol)
      Menimbang 0,1086 gr urea, kemudian mengencerkannya dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.


                                                                 BAB IV
HASIL PENGAMATAN

1.Membuat Larutan NaCL 1%
      Menimbang sebanyak 0,5 gram NaCL dengan neraca analitik, kemudian melarutkannya dengan aquades didalam labu ukur sampai 50 ml, sampai tanda batas.
2.Membuat larutan etanol 5%
      Memipet sebanyak 2,5 ml etanol absolute(=100%) dengan pipet ukur, kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 50 ml dan di encerkan dengan aquades sampai tanda batas.
3.Membuat larutan 0,01 M KIO3 (Mr 214 gr/mol)
     Menimbang sebanyak 0,107 gr KIO3 dengan neraca analitik , kemudian memasukkannya kedalam labu ukur 50 ml ,dan melarutkannya dengan aquades .
4.Membuat larutan 0,1 M H2SO4 (Mr 98 gr/mol)
      Memipet sebanyak 0,5 H2SO4 dengn pipet ukur, kemudian mengencerkannya dengan aquades dslamlabu ukur 50 ml sampai tanda batas.
  5. Membuat larutan 0,1 N HCL (Mr 36,5 gr/mol)
     Memipet sebannyak 0.415 ml HCL 37% dengan labu ukur, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml, sampai tanda batas.
6. Membuat larutan 0,1 N asam oksalat (Mr H2C2O4. 2 H2O 126 gr/mol)
      Menimbang 0,3151 gr asam oksalat dengan neraca analitik, kemudian mengencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
7 .Membuat larutan 1 N NaOH  (Mr 40 gr/mol)
      Menimbang 0,2 gr NaOH, kemudian mengencerkannya dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanmda batas.
8. Membuat larutan 1000 ppm Nitrogen (N2) (Mr Urea 60 gr/mol)
      Menimbang 0,1086 gr urea, kemudian mengencerkannya dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.

 1.      Membuat Larutan NaCl 1%
Diketahui :       w = 0,5 gram
             v = 50 ml
                        %  w/v = gram zat terlarut x 100%
                                           ml larutan
                                    = 0,5x 100%
                                       50 ml
                                    = 1%
Jadi, konsentrasi yang didapat untuk 50 gram NaCl adalah 1 %         

2.      Membuat Larutan Etanol 5%
                        % v/v  =_ml zat terlarut           _  x 100%
                                         Ml larutan
                       =    2,5    x 100%
                                       50 ml
                                   =  5%
Jadi, konsentrasi yang didapat untuk 2,5ml etanol adalah 5 %           

3.      Membuat larutan 0,01 M KIO3  Mr 214 gr/mol
Diketahui : m = 0,107 gr
       v = 50ml = 0,05 L
             M =      ____gram zat terlarut   ___
                                    Mr  zat terlarut x liter larutan
                             =            _0,107 gram         _
                                     214 gram/mol  x 0,05 L
                  =     0,107    
10,7
     =     0,01 mol/L

4.      Membuat Larutan 0,1 M H2SO4 Mr 98/mol
Diketahui : m = 0,1
      Mr H2SO4  =  98/mol L zat terlarut = 50 ml = 0,05 L
M = gr zat terlarut
       Mr zat terlarut
0,1 = gr zat terlarut
           98 x 0,05
gr = 0,49
Jadi, banyaknya H2SOyang diperlukan untuk 0,1 M larutan adalah sebanyak 0,49 gram.

5.      Membuat Larutan 0,1 N HCl Mr 36,5 gram.mol
Diketahui : v zat terlarut = 0,415 ml
      HCl 37%, Mr 36,5 gr/mol
      L larutan = 50 ml
N = mol ekivalen terlarut (EK)
               liter larutan
EK = gram zat terlarut / BE
BE = Mr/n = 36,5/1 = 36,5
EK = 0,15355 / 36,5 = 0,0042
N = EK / L larutan = 0,0042/0,05 = 0,08 N

6.      Membuat Larutan 0,1 N Asam Oksalat Mr. H2C2O 2H2O 126 gram/mol
Diketahui : m zat terlarut = 0,3151 gr
      Mr 126 gr/mol
      L larutan = 50 ml
N = mol ekivalen zat terlarut (EK)
                 liter larutan
EK  = gram zat terlarut / BE
BE  = Mr/n = 126/2 = 63
N    = gr zat terlarut / BE x 1/ liter larutan
                              = 0,3151 / 63 x 1/0,05 = 0,1 N

7.      Membuat Larutan 1 N NaOH Mr. 40 gram/mol
Diketahui : massa zat terlarut = 0,2
      Mr  NaOH 40 gr/mol
      L larutan = 50 ml
BE =  Mr / n = 40 / 1 = 4
N = 0,2/40 x 1/0,05 = 1 N
                        N = 0,05 / 0,05 = 1
8.      Membuat Larutan 1000 ppm N2 Mr. Urea 60 gram/mol
Diketahui : massa zat terlarut = 0,1086gr = 108,6 mg
      Mr urea   = 60 gr/mol
      L larutan = 50 ml
ppm =    mg zat terlarut  =  108,6
                     L larutan           0,05
ppm = 2172                               


BAB V
PEMBAHASAN

         Larutan adalah campuran homogen antara dua zat atau lebih, yang memiliki komposisi merata atau serba sama di seluruh bagian volumenya. Disebut campuran karena susunannya atau komposisinya dapat berubah. Disebut homogen karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkanm dengan mikroskop optis sekalipun. Larutan terbentuk karena komponen-komponen larutan terdispersi menjadi atom atau molekul ion sehingga dapat bercampur baur. Larutan terdiri atas dua komponen, yaitu pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute). Pelarut merupakan komponen yang lebih banyak, atau komponen yang menentukan keadaan larutan, sedangkan zat terlarut adalah komponen dengan jumlah yang lebih sedikit.
         Langkah-langkah dalam percobaan ini yaitu, pertama membuat larutan NaCl 1%. Kami menimbang sebanyak 0,5 gram NaCl dengan neraca analitik, kemudian dilarutkan dengan aquades di dalam labu ukur 50 ukur ml, sampai tanda batas. Kemudian kami kocok-kocok supaya homogen. Kemudian membuat larutan etanol 5%, kami mengambil 2,5 mL etanol absolute menggunakan pipet ukur, kemudian dimasukkan keedalam labu ukur kapasitas 50 mL. Dan menambahakan aquades sampai tanda batas dan mengocok supaya homogen. Lalu membuat larutan 0,01 M KIO(Mr. 214 gram/mol). Kami menimbang sebanyak 0,107 gram KIO3 dengan menggunakan neraca analitik, kemudian dimasukksn ke dalam labu ukur berkapasitas 50 mL, dan menambah aquades kedalam labu ukur hingga tanda batas supaya larut sambil mengocok-ngocok supaya homogen. Selanjutnya membuat larutan 0,1 M H2SO4 (Mr. 98 gram/mol). Kami mengambil sebanyak 0,5 mL H2SO4 dengan pipet ukur, lalu kami masukkam kedalam labu ukur yang telah berisi aquades hingga tanda batas dan mengocoknya.
           Percobaan membuat larutan 0,1 N HCL (Mr. 36,5 gram.mol). kami mengambil sebanyak 0,415 mL HCl 37% dengan menggunakan pipet ukur, lalu kami encerkan dengan memasukksn ke dalam labu ukur berkapasitas 50 mL, yang telah berisi aquades, dan kami tambahkan lagi aquades hingga tanda batas. Kemudian membuat larutan 0,1 N asam oksalat (Mr. H2C2O4. 2 H2O. 126 gram/mol). Kami menimbang 0,3151 gram asam oksalat dengan menggunakn neraca analitik, lalu kami masukkan kedalam labu ukur berkapasitas 50 mL yang telah berisi aquades, dan menambahkan aquades lagi hingga tanda batas. Selanjutnya membuat larutan 1 N NaOH (Mr. 40 gram/mol). Kami menimbang 0,2 gram NaOH, lalu memasukkan ke dalam labu ukur berkapasitas 50 mL yang telah berisi aquades supaya encer. Dan terakhir  membuat larutan 1000 ppm Nitrogen (N2) (Mr. Urea 60 gram/mol). Mula-mula kami menimbang 0,1086 gram urea, lalu mengencencerkannya dengan cara memasukkan ke dalam labu ukur 50 mL, dan menambahkan aquades lalu dikocok-kocok.
         Setelah semua percobaan tersebut kami selesaikan, lalu kami menghitung konsentrasinya dengan rumus yang tercantum dalam buku penuntun untuk membuktikan lagi kebenaran konsentrasi, seperti yang telah tercantum dalam perhitungan.
         Dari hasil perhitungan yang didapati, kami tidak dapat membandingkan dengan literatur lainnya, karena ketidaktersediaannya literatur yang membahas lengkap mengenai pembuatan larutan tersebut satu per satu. Akan tetapi di sini kami mendapati hasil yang tidak jauh berbeda dari Buku Penuntun Praktikum sendiri. Hanya, apabila terdapat kekeliruan, semata-mata kesalahan pada saat perhitungan itu sendiri yang dilakukan praktikan.  


BAB VI

  PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1. Konsentrasi larutan adalah jumlah zat terlarut di dalam sejumlah larutan tertentu. Berbagai macam satuan konsentrasi larutan dapat digunakan untuk menjelaskan secara kuantitatif jumlah relatif dari zat terlarut dan pelarut. Berbagai satuan konsentrasi larutan antara lain : Persen Berat (% w/w); Persen Volume (% v/v); Persen Berat per Volume (% w/v); Part Permillion (ppm) & Part Perbillion (ppb); Fraksi Mol (Fx); Molaritas (M); Molalitas (m); dan Normalitas (N).

2. Pembuatan larutan dari bahan zat padat dan bahan zat cair dengan berbagai konsentrasi dapat dilakukan dengan perlakuan secara langsung dengan pelarutnya yang sesuai. Konsentrasi dari larutan dapat dinyatakan dengan bermacam-macam cara, yaitu massa zat terlarut dalam sejumlah massa pelarut atau larutan dan massa zat terlarut dalam sejumlah volume larutan.

5.2 Saran
    Saran saya adalah agar semua praktikan mampu menguasai materi percobaan dan teliti agar dapat menghasilkan hasil praktikum  yang maksimal.


JAWABAN PERTANYAAN
1. 80 gram H2SO4 dilarutkan dengan 120 gram air.
    Dik : Mr. H2SO4 98 gram / mol              Mr. air ( H2O ) 18 gram / mol
             BJ H2SO4 1,303 gram / ml             BJ Air 1 gram / ml
             Konsentrasi H2SO4 100 %
Pertanyaan :
a)      Persen Berat = masa zat terlarut  x 100%   =  80 / 120 x 100%
                                    massa pelarut                    = 8000 / 120 = 66,69 %              
                                                                            
b)      Molalitas ( m ) = mol zat terlarut   =  98 gram / mol
      kg pelarut              0,12 kg
     = 816,67 mol / 1000 gram
c)      Molaritas ( M ) = mol zat terlarut
                                        Liter larutan
V terlarut = 80 gram / 1,303 gram / ml = 61,39 ml
V pelarut = 120 gram / 1 gram / ml = 120 ml
V larutan = 181,39 ml = 0,18139 l
M =  _98 mol_ =  540,27 mol / l
                                0,18139 l

d)         Fraksi Mol zat terlarut
Mol terlarut = 0,816               
Mol pelarut = 6,67
٭ X = jumlah mol terlarut   =  0,816  = 0,109
           jumlah mol larutan       7,48
٭X = jumlah mol pelarut   =  6,67  = 0,89
         jumlah mol larutan       7,48

2. Lengkapi tabel dibawah ini !!
Zat
Terlarut
Gram Zat
Terlarut
Mol Zat
Terlarut
Volume
Larutan
Molaritas
NaNO3
25
A. 0,29
B. 0,241 L
1,2
NaNO3
C. 31,28 gram
D. 0, 368
16 liter
0,023
KBr
91
E. 0,76 mol
450 ml
F. 1,699 mol / l
KBr
G. 49,98 gram
0,42
H. = 0, 233 l L
1,8

Jawaban :
A.        Mol zat terlarut = massa / Mr  = 25 / 85 = 0,29
B.        M = mol zat terlarut
                     Liter larutan
            1,2 =  __0,29___
                     liter larutan
             Liter larutan = 0,29 / 1,2  = 0,241 L = 241, 167 ml
C.        Mol      = massa zat terlarut
                             Mr
            0,368   = massa terlarut / 85
            massa terlarut = 31,28 gram

D.        M = mol zat terlarut
                 Liter larutan
            0,023 = mol / 16
               mol = 0,368

E.         Mol zat terlarut = gram zat terlarut / Mr
                                      = 91 / 119 = 0,76 mol
F.         M = Mol zat terlarut
                      Liter larutan
                 = 0, 76 mol / 0,45 l = 1,699 mol / l

G.        Mol zat terlarut = gram zat terlarut
                                                 Mr
                             0,42  = gram terlarut /119
                gram terlarut = 49,98 gram

H.        M = mol zat terlarut
                      Liter larutan
                  1,8              = 0,42 / liter larutan
                 liter larutan = 0,42 / 1,8 = 0, 2333

DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, 2013. Diktat Kimia Dasar. Universitas Lambung Mangkurat :Banjar Baru.
Kuswanto,2014..Dasar Dasar Kimia Analitik. Universitas indonesia : Jakarta.
Lusiana,2012..Kimia Larutan. Citra Aditiya Bakti : Bandung.
Malik,2013. Penuntun Kimia Larutan. Ganesha Exact : Bandung.  
Mesty, 2009. Komposisi Kimia. Erlangga : Jakarta.
Oxtoby, 2009. Phisical Chemistry. Oxford : Oxford University Press.
Pratama, 2009. Pengantar Praktikum Kimia. FMIPA. Universitas Sumatera Utara.
Suardhana, 2011. Kimia Dasar. Erlangga : Jakarta.
Sukardjo, 2010. Prinsip Prinsip Kimia Modern. Erlangga : Jakarta.
Syukri, 2011. Konsentrasi Larutan. Ganesa Exact : Bandung.

  


  



0 comments:

Post a Comment