LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA UMUM
Disusun
Oleh:
Nama : Lautan
Npm :
Prodi :
Kelompok : 4 (Empat)
Hari/Jam : Selasa/10:00-12:00 WIB
Tanggal : 25 September 2018
Dosen :
Co Ass :
Objek Praktikum : CARA-CARA
MENYATAKAN KONSENTRASI
LARUTAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Larutan adalah campuran homogen antara dua zat
atau lebih, dimana komposisi merata bagian volumenya sama. Disebut campuran
karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian
bagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskop optik sekalipun. Larutan
terbentuk karena komponen komponen larutan terdispersi menjadi atpm atau
molekul atau ion sehingga dapat dengan mudah bercampur.
Fase larutan dapat berwujud gas, padat, dan
cair. Larutan gas misalnya udara, larutan padat misalnya perunggu, dan paduan
logam lainnya, larutan cair misalnya air larut. Larutan terdiri atas dua
komponen yaitu, pelarut dan zat terlarut. Pelarut merupakan komponen yang lebih
banyak yang menentukan keadaan larutan, sedangkan zat terlarut adalah komponen
dengan jumlah yang sedikit.
Hampir semua proses kimia berlangsung dengan
larutan sehingga penting untuk emahami sifat sifatnya. Larutan pada dasarnya
yaitu fase homogen yang mengandung lebih dari satu komponen. Konsentrasi dalam
suatu larutan didefenisikan sebagai jumlah solute yang ada dalam sejumlah larutan atau pelarut.
Konsentrasi yang dapat dinyatakan dalam beberapa cara antara lain molaritas,
molalitas, normalitas.
Di dalam konsep larutan reaksi yang paling
banyak itu dilarutkan dalam air. Konsentrasi adalah kuantitas relatif suatu zat
tertentu di dalam larutan. Konsentrasi merupakan suatu faktor penting yang
menentukan cepat atau lambatnya reaksi berlangsung. Konsentrasi larutan
menyatakan banyaknya zat terlarut yang terdapat dalm sutu pelarut atau larutan.
Larutan yang mengandung sebagian besar solut relatif terhadap pelarut, berarti
konsentrasi larutan tersebut besar atau pekat. Sebaliknya bila mengandung
sedikit solut maka konsentrasi larutan itu sedikit atau encer.
Pada umumnya larutan mempunyai beberapa sifat,
diantaranya sifat larutan elektrolit dan larutan non elektrolit. Sifat larutan
tersebut mempunyai hubungan erat dengan konsentrasi dari tiap komponennya.
sifat sifat larutan seperti rasa, ph, warna, dan kekentalan yang bergantung
pada jenis dan konsentrasi zat terlarut. Larutan dapat dibuat mendapatkan
campuran larutan dari dua atau lebih zat. Larutan memiliki dua sifat yaitu
larutan eksoterm dan larutan endoterm.
1.2
Tujuan Percobaan
1.
Menjelaskan berbagai satuan konsentrasi larutan
2.Mampu membuat larutan pada berbagai
konsentrasi larutan
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
Larutan adalah campuran homogen yang
memiliki komposisi merata atau sama setiap bagian volumennya. Sutu larutan
mengandung suatu zat atau terlarut atau lebih dari suatu pelarut. Zat terlarut
merupakan komponen komponen yang jumlahnya sangat sedikit, sedangkan pelarut adalah
komponen yang terdapat dalam jumlah yang sangat banyak. Suatu larutan dengan
jumlah maksimum zat terlarut pada temperatur tertentu disebut larutan jenuh.
Sebelum memcapai titik jenuh fase larutan dapat berupa gas, cair atau fase
padat yang bergantung pada sifat kedua komponen pembentuk kedua larutan
(Suardhana, 2011).
Larutan dapat didefenisikan sebagai
campuran homogen antara dua zat atau lebih. Dalam larutan dikenal dua macam
unsur yaitu zat terlarut dan zat pelarut. Adapun larutan di dalam air dinamakan
aqueosus solution. Biasanya kita kita mengambil zat yang banyak sebagai pelarut
dan sedikit sebagai zat terlarut (Sukardjo, 2010).
Untuk menyatakan komposisi larutan
secara kuantitatif digunakan konsentrasi. Konsentrasi adalah perbandingan
jumlah zat terlarut dengan zat pelarut, dinyatakan dalam satuan volume zat
terlarut dalam sejumlah volume tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini
muncul satuan satuan konsentrasi,yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas,
normalitas, ppm, serta ditambah dengan persen
volume (Malik, 2013).
Larutan gas dibuat dengan mencampurkan
suatu gas dengan gas lainnya. Karena semua gas bercampur dalam semua
perbandingan, maka setiap campuran gas adalah homogen dan merupakan larutan.
Larutan cair dibuat dengan dengan melarutkan gas, cairan atau padatan dalam
suatu larutan. Jika sebagian cairan adalah air, maka larutan disebut larutan
berair. Larutan padatan adalah padatan padatan dalam manan satu komponen
terdistribusi tak beraturan pada atom atau molekul dari komponen lainya (Syukri,2011)
Suatu larutan dengan jumlah maksimum
zat terlarut pada temperatur tertentu disebut larutan jenuh. Sebelum mencapai
titik jenuh suatu larutan kadang kadang dijumpai suatu satu keadaan dengan jat
terlarut dalam larutan lebih banyak dari pada zat terlarut yang seharusnya
dapat melarut pada temperatur tersebut. Larutan yang demikian disebut larutan
lewat jenuh (Gunawan, 2013).
Banyaknya zat terlarut dapat
menghasilkan larutan jenuh, dalam jumlah tertentu pelarut pada temperatur
konstan disebut kelarutan. Kelarutan suatu zat bergantung pada sifat zat itu,
molekul pelarut, temperatur dan tekanan. Meskipun larutan dapat mengandung
banyak komponen, tetapi pada tinjauan ini hanya di bahas larutan yang
mengandung dua komponen,yaitu larutan biner. Komponen dari larutan biner yaitu
pelarut dan zat terlarut (Mesti, 2009)
Di dalam pengukuran konsentrasi
larutan saat ini telah banyak yang dikembangakan. Berbagai metode secara kimia
ataupun fisika telah diketahui oleh berbagai kalangan umum. Penerapan konsep
konsep larutan pada skala laboratorium tidak digunakan dalam sklala sebuah
perindustrian . dengan banyak nya metode yang telah berhasil di kembangkan
dapat meminimalisir ketidak ter jangkaunya alat alat dalam pengembangan
pengembangan konsep larutan ( Lusiana, 2012).
Molaritas menyatakan banyaknya mol zat
terlarut dalam tiap liter larutan. Normalitas menyatakan ekuivalen zat terlarut
dalam tiap liter larutan. Untuk mengetahui perubahan warna yang dipakai dipakai
sebuah indikator. Indikator adalah zat yang warnannya berbeda dalam linkungan
yang sifatnya berlainan. Indikator asam basa adalah senyawa golongan pewarana
yang mampu memberikan perubahan warna apabila ph dari suatu larutan berubah. Ada beberapa indikator asam basa diantaranya
adala kertas lakmus, larutan metil, dan phenolptalein (Kuswanto, 2014).
Larutan terbentuk melalui pencampuran dua zazt
atau lebih yang molekulnya berinteraksi langsung dalam keadaan tercampur.
Perubahan gaya antar molekul yang dialami antar molekul dapat bergerak dari zat
terlarut murni atau pelarut ke keadaan tercampur mempengaruhi baik kemudahan
pembentukan maupun kestabilan larutan. Larutan dapat berada dalam kesetimbangan
ini seringkali menunjukkan efek yang menarik yamg di tentukan oleh bobot
molekul zat terlarut (Oxtoby, 2009).
Tiga jenis wujud zat seharusnya
terbentuk sembilan macam larutan, tetapi zat berwujud padat dan cair tidak
dapat membentuk larutan dalam berwujud gas. Partikel yang berwujud padat dan
cair dalam zat yang lainyang berwujud gas akan membentuk campuran heterogen.
Sifat larutan sedikit menyimpang dari sifat pelarut karena adanya zat terlarut,
penyimpangan semakin besar dan jika komposisi zat terlarut ditambah. Untuk
menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif disebut konsentrasi (Pratama,
2009).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
1.Pipet
ukur
6.Labu ukur
2.Pipet
gondok
7.Bola hisap
3.Neraca
analitik
8.Sikat tabung reaksi
4.Botol
semprot
9.Corong
5.Kaca arloji
3.1.2 Bahan
1.H2SO4
5.KIO3
2.NaCL 6.HCL
3.NaOH
7.Asam Oksalat
4.Etanol
8.Urea
3.2 Prosedur Kerja
3.2.1 Membuat Larutan NaCL 1%
Menimbang sebanyak 0,5 gram NaCL dengan
neraca analitik, kemudian melarutkannya dengan aquades didalam labu ukur sampai
50 ml, sampai tanda batas
3.2.2 Membuat Larutan Etanol 5%
Memipet sebanyak 2,5 ml etanol absolute
dengan pipet ukur, kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 50 ml. Lalu
menambahkan aquades sampai tanda batas. Mengocok sampai homogen
3.3.3 Membuat Larutan 0,1 M KIO (Mr 214 gr / mol)
Menimbang
sebanyak 0,107 gr KIO3 dengan neraca analitik , kemudian memasukkannya kedalam
labu ukur 50 ml ,dan melarutkannya dengan aquades
3.3.4 Membuat larutan 0,1 M H2SO4 (Mr 98 gr/ mol)
Memipet sebanyak 0,5 H2SO4 dengn pipet
ukur, kemudian mengencerkannya dengan aquades dslamlabu ukur 50 ml sampai tanda
batas.
*Labu ukur 50 ml diisi terlebih dahulu
dengan aquades, kira kira 25 ml, selanjutnya memipetkan H2SO4 ke dalam labu
ukur, selanjutnya menambahkan lagi dengan aquades sampai tanda batas. Cara
seperti ini berlaku untuk membuat larutan asam kuat dan basa kuat yang lain.
3.3.5 Membuat larutan 0,1 N HCL (Mr 36,5 gr/mol)
Memipet sebannyak 0.415 ml HCL 37% dengan
labu ukur, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml, sampai
tanda batas.
3.3.6 Membuat larutan 0,1 N asam oksalat (Mr H2C2O4.
2 H2O 126 gr/mol)
Menimbang 0,3151 gr asam oksalat dengan
neraca analitik, kemudian mengencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml
sampai tanda batas.
3.3.7 Membuat larutan 1 N NaOH (Mr 40 gr/mol)
Menimbang 0,2 gr NaOH, kemudian
mengencerkannya dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanmda batas.
3.3.8 Membuat larutan 1000 ppm Nitrogen (N2) (Mr
Urea 60 gr/mol)
Menimbang
0,1086 gr urea, kemudian mengencerkannya dalam labu ukur 50 ml sampai tanda
batas.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
1.Membuat Larutan NaCL
1%
Menimbang sebanyak 0,5 gram NaCL dengan
neraca analitik, kemudian melarutkannya dengan aquades didalam labu ukur sampai
50 ml, sampai tanda batas.
2.Membuat larutan etanol 5%
Memipet sebanyak 2,5 ml etanol
absolute(=100%) dengan pipet ukur, kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 50 ml
dan di encerkan dengan aquades sampai tanda batas.
3.Membuat larutan 0,01 M KIO3 (Mr 214 gr/mol)
Menimbang sebanyak 0,107 gr KIO3 dengan
neraca analitik , kemudian memasukkannya kedalam labu ukur 50 ml ,dan
melarutkannya dengan aquades .
4.Membuat larutan 0,1 M H2SO4 (Mr 98 gr/mol)
Memipet sebanyak 0,5 H2SO4 dengn pipet
ukur, kemudian mengencerkannya dengan aquades dslamlabu ukur 50 ml sampai tanda
batas.
5. Membuat
larutan 0,1 N HCL (Mr 36,5 gr/mol)
Memipet sebannyak 0.415 ml HCL 37% dengan
labu ukur, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml, sampai
tanda batas.
6. Membuat larutan 0,1 N asam oksalat (Mr H2C2O4. 2
H2O 126 gr/mol)
Menimbang 0,3151 gr asam oksalat dengan
neraca analitik, kemudian mengencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml
sampai tanda batas.
7 .Membuat larutan 1 N NaOH (Mr 40 gr/mol)
Menimbang 0,2 gr NaOH, kemudian
mengencerkannya dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanmda batas.
8. Membuat larutan 1000 ppm Nitrogen (N2) (Mr Urea
60 gr/mol)
Menimbang
0,1086 gr urea, kemudian mengencerkannya dalam labu ukur 50 ml sampai tanda
batas.
1.
Membuat Larutan NaCl 1%
Diketahui
: w = 0,5 gram
v = 50 ml
% w/v
= gram zat terlarut x 100%
ml larutan
= 0,5x
100%
50 ml
= 1%
Jadi, konsentrasi yang didapat untuk 50
gram NaCl adalah 1 %
2. Membuat Larutan
Etanol 5%
% v/v
=_ml zat
terlarut _
x 100%
Ml larutan
= 2,5
x 100%
50 ml
= 5%
Jadi, konsentrasi yang didapat untuk
2,5ml etanol adalah 5
%
3. Membuat larutan 0,01
M KIO3 Mr 214 gr/mol
Diketahui : m = 0,107 gr
v = 50ml = 0,05 L
M = ____gram
zat terlarut ___
Mr zat terlarut x liter larutan
= _0,107
gram _
214
gram/mol x 0,05 L
= 0,107
10,7
= 0,01 mol/L
4. Membuat Larutan 0,1 M
H2SO4 Mr 98/mol
Diketahui : m = 0,1
Mr H2SO4 = 98/mol L zat
terlarut = 50 ml = 0,05 L
M = gr zat
terlarut
Mr zat terlarut
0,1 = gr zat terlarut
98 x 0,05
gr = 0,49
Jadi, banyaknya H2SO4 yang diperlukan untuk 0,1 M larutan adalah sebanyak 0,49 gram.
5. Membuat Larutan 0,1 N
HCl Mr 36,5 gram.mol
Diketahui : v zat terlarut = 0,415 ml
HCl 37%,
Mr 36,5 gr/mol
L larutan
= 50 ml
N = mol
ekivalen terlarut (EK)
liter larutan
EK = gram zat terlarut
/ BE
BE = Mr/n = 36,5/1 =
36,5
EK = 0,15355 / 36,5 =
0,0042
N = EK / L larutan =
0,0042/0,05 = 0,08 N
6. Membuat Larutan 0,1 N
Asam Oksalat Mr. H2C2O 2H2O 126 gram/mol
Diketahui : m zat terlarut = 0,3151 gr
Mr 126 gr/mol
L larutan
= 50 ml
N = mol
ekivalen zat terlarut (EK)
liter larutan
EK = gram zat
terlarut / BE
BE = Mr/n =
126/2 = 63
N =
gr zat terlarut / BE x 1/ liter larutan
= 0,3151 / 63 x 1/0,05 = 0,1 N
7. Membuat Larutan 1 N NaOH
Mr. 40 gram/mol
Diketahui : massa zat terlarut = 0,2
Mr NaOH 40 gr/mol
L larutan
= 50 ml
BE = Mr / n = 40
/ 1 = 4
N = 0,2/40 x 1/0,05 =
1 N
N = 0,05 /
0,05 = 1
8. Membuat Larutan 1000
ppm N2 Mr. Urea 60 gram/mol
Diketahui : massa zat terlarut =
0,1086gr = 108,6 mg
Mr urea = 60 gr/mol
L larutan
= 50 ml
ppm = mg zat terlarut = 108,6
L larutan
0,05
ppm = 2172
BAB V
PEMBAHASAN
Larutan adalah campuran homogen antara dua zat atau lebih, yang memiliki
komposisi merata atau serba sama di seluruh bagian volumenya. Disebut campuran
karena susunannya atau komposisinya dapat berubah. Disebut homogen karena
susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian
yang berlainan, bahkanm dengan mikroskop optis sekalipun. Larutan terbentuk
karena komponen-komponen larutan terdispersi menjadi atom atau molekul ion
sehingga dapat bercampur baur. Larutan terdiri atas dua komponen, yaitu pelarut
(solvent) dan zat terlarut (solute). Pelarut merupakan komponen
yang lebih banyak, atau komponen yang menentukan keadaan larutan, sedangkan zat
terlarut adalah komponen dengan jumlah yang lebih sedikit.
Langkah-langkah dalam percobaan ini yaitu, pertama membuat larutan NaCl
1%. Kami menimbang sebanyak 0,5 gram NaCl dengan neraca analitik, kemudian
dilarutkan dengan aquades di dalam labu ukur 50 ukur ml, sampai tanda batas.
Kemudian kami kocok-kocok supaya homogen. Kemudian membuat larutan etanol 5%, kami
mengambil 2,5 mL etanol absolute menggunakan pipet ukur, kemudian dimasukkan
keedalam labu ukur kapasitas 50 mL. Dan menambahakan aquades sampai tanda batas
dan mengocok supaya homogen. Lalu membuat larutan 0,01 M KIO3 (Mr. 214 gram/mol). Kami menimbang sebanyak 0,107 gram KIO3 dengan menggunakan neraca analitik, kemudian dimasukksn ke dalam labu
ukur berkapasitas 50 mL, dan menambah aquades kedalam labu ukur hingga tanda
batas supaya larut sambil mengocok-ngocok supaya homogen. Selanjutnya membuat
larutan 0,1 M H2SO4 (Mr. 98 gram/mol). Kami mengambil sebanyak 0,5 mL H2SO4 dengan pipet ukur, lalu kami masukkam kedalam labu ukur yang telah
berisi aquades hingga tanda batas dan mengocoknya.
Percobaan membuat larutan 0,1 N HCL
(Mr. 36,5 gram.mol). kami mengambil sebanyak 0,415 mL HCl 37% dengan
menggunakan pipet ukur, lalu kami encerkan dengan memasukksn ke dalam labu ukur
berkapasitas 50 mL, yang telah berisi aquades, dan kami tambahkan lagi aquades
hingga tanda batas. Kemudian membuat larutan 0,1 N asam oksalat (Mr. H2C2O4. 2 H2O. 126 gram/mol). Kami menimbang 0,3151 gram asam oksalat dengan menggunakn
neraca analitik, lalu kami masukkan kedalam labu ukur berkapasitas 50 mL yang
telah berisi aquades, dan menambahkan aquades lagi hingga tanda batas.
Selanjutnya membuat larutan 1 N NaOH (Mr. 40 gram/mol). Kami menimbang 0,2 gram
NaOH, lalu memasukkan ke dalam labu ukur berkapasitas 50 mL yang telah berisi
aquades supaya encer. Dan terakhir membuat larutan 1000 ppm Nitrogen (N2) (Mr. Urea 60 gram/mol). Mula-mula kami menimbang 0,1086 gram urea, lalu
mengencencerkannya dengan cara memasukkan ke dalam labu ukur 50 mL, dan
menambahkan aquades lalu dikocok-kocok.
Setelah semua percobaan tersebut kami selesaikan, lalu kami menghitung konsentrasinya
dengan rumus yang tercantum dalam buku penuntun untuk membuktikan lagi
kebenaran konsentrasi, seperti yang telah tercantum dalam perhitungan.
Dari hasil perhitungan yang didapati, kami tidak dapat membandingkan
dengan literatur lainnya, karena ketidaktersediaannya literatur yang membahas
lengkap mengenai pembuatan larutan tersebut satu per satu. Akan tetapi di sini
kami mendapati hasil yang tidak jauh berbeda dari Buku Penuntun Praktikum
sendiri. Hanya, apabila terdapat kekeliruan, semata-mata kesalahan pada saat
perhitungan itu sendiri yang dilakukan praktikan.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1. Konsentrasi larutan adalah
jumlah zat terlarut di dalam sejumlah larutan tertentu. Berbagai macam satuan
konsentrasi larutan dapat digunakan untuk menjelaskan secara kuantitatif jumlah
relatif dari zat terlarut dan pelarut. Berbagai satuan konsentrasi larutan
antara lain : Persen Berat (% w/w); Persen Volume (% v/v); Persen Berat per
Volume (% w/v); Part Permillion (ppm) & Part Perbillion (ppb); Fraksi Mol
(Fx); Molaritas (M); Molalitas (m); dan Normalitas (N).
2. Pembuatan larutan dari bahan zat
padat dan bahan zat cair dengan berbagai konsentrasi dapat dilakukan
dengan perlakuan secara langsung dengan pelarutnya yang sesuai. Konsentrasi
dari larutan dapat dinyatakan dengan bermacam-macam cara, yaitu massa zat
terlarut dalam sejumlah massa pelarut atau larutan dan massa zat terlarut dalam
sejumlah volume larutan.
5.2 Saran
Saran saya adalah agar semua praktikan mampu
menguasai materi percobaan dan teliti agar dapat menghasilkan hasil
praktikum yang maksimal.
JAWABAN PERTANYAAN
1. 80 gram H2SO4 dilarutkan dengan 120 gram air.
Dik : Mr. H2SO4 98 gram /
mol Mr.
air ( H2O ) 18 gram / mol
BJ H2SO4 1,303 gram /
ml BJ
Air 1 gram / ml
Konsentrasi H2SO4 100 %
Pertanyaan :
a) Persen
Berat = masa zat terlarut x 100% = 80 / 120
x 100%
massa pelarut
= 8000 / 120 = 66,69 %
b)
Molalitas ( m ) = mol zat terlarut = 98
gram / mol
kg
pelarut
0,12 kg
= 816,67 mol /
1000 gram
c) Molaritas
( M ) = mol zat terlarut
Liter larutan
V terlarut = 80 gram /
1,303 gram / ml = 61,39 ml
V pelarut = 120 gram /
1 gram / ml = 120 ml
V larutan = 181,39 ml
= 0,18139 l
M = _98 mol_ =
540,27 mol / l
0,18139 l
d)
Fraksi Mol zat terlarut
Mol terlarut =
0,816
Mol pelarut = 6,67
٭ X
= jumlah mol terlarut = 0,816 =
0,109
jumlah mol larutan 7,48
٭X = jumlah mol pelarut
= 6,67 = 0,89
jumlah mol larutan 7,48
2. Lengkapi tabel dibawah ini !!
Zat
Terlarut
|
Gram Zat
Terlarut
|
Mol Zat
Terlarut
|
Volume
Larutan
|
Molaritas
|
NaNO3
|
25
|
A. 0,29
|
B. 0,241 L
|
1,2
|
NaNO3
|
C. 31,28 gram
|
D. 0, 368
|
16 liter
|
0,023
|
KBr
|
91
|
E. 0,76 mol
|
450 ml
|
F. 1,699 mol / l
|
KBr
|
G. 49,98 gram
|
0,42
|
H. = 0, 233 l L
|
1,8
|
Jawaban :
A. Mol zat
terlarut = massa / Mr = 25 / 85 = 0,29
B.
M = mol zat terlarut
Liter larutan
1,2 = __0,29___
liter larutan
Liter larutan =
0,29 / 1,2 = 0,241 L = 241, 167 ml
C.
Mol = massa zat terlarut
Mr
0,368 = massa
terlarut / 85
massa terlarut = 31,28
gram
D.
M = mol zat terlarut
Liter larutan
0,023 = mol / 16
mol =
0,368
E.
Mol zat terlarut = gram zat terlarut / Mr
=
91 / 119 = 0,76 mol
F.
M = Mol zat terlarut
Liter
larutan
= 0, 76 mol
/ 0,45 l = 1,699 mol / l
G.
Mol zat terlarut = gram zat terlarut
Mr
0,42 = gram terlarut /119
gram terlarut = 49,98 gram
H.
M = mol zat terlarut
Liter
larutan
1,8
= 0,42
/ liter larutan
liter
larutan = 0,42 / 1,8 = 0, 2333
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, 2013. Diktat Kimia Dasar. Universitas Lambung Mangkurat :Banjar Baru.
Kuswanto,2014..Dasar Dasar Kimia Analitik. Universitas indonesia : Jakarta.
Lusiana,2012..Kimia Larutan. Citra Aditiya Bakti : Bandung.
Malik,2013. Penuntun Kimia Larutan. Ganesha Exact : Bandung.
Mesty, 2009. Komposisi Kimia. Erlangga : Jakarta.
Oxtoby, 2009. Phisical Chemistry. Oxford : Oxford University Press.
Pratama, 2009. Pengantar Praktikum Kimia. FMIPA.
Universitas Sumatera Utara.
Suardhana, 2011. Kimia Dasar. Erlangga : Jakarta.
Sukardjo, 2010. Prinsip Prinsip Kimia Modern. Erlangga
: Jakarta.
Syukri, 2011. Konsentrasi Larutan. Ganesa Exact :
Bandung.
0 comments:
Post a Comment