Disusun
Oleh :
Nama : lautan
NPM :
Prodi :
Kelompok : 4 (empat)
Hari/Jam : Rabu / Pukul 12.00-14.00 WIB
Tanggal
:23 Oktober 2018
Dosen :
Ko Ass
:
ObjekPraktikum : pH ASAM BASA dan GARAM
LABORATORIUM
TEKNNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sekitar tahun 1800, banyak kimiawan
Prancis termasuk Antoine Lavoisier secara keliru berkeyakinan bahwa semua asam
mengandung oksigen. Lavoisier mendefinisikan asam sebagai zat mengandung
oksigen karena pengetahuannya akan asam kuat hanya terbatas pada asam-asam okso
dan karena is tidak mengetahui komposisi sesungguhnya dari asamasam halida,
HCI, HBr, dan HI.
Kita mengetahui bahwa
dalam kegiatan pembelajaran Kimia, tentunya juga kita berkecimprung dalam teori
dan penerapan asam dan basa. Dimana asam dan basa ini selalu berhubungan dengan kehidupan sehari
–hari . asam merupakan sesuatu zat yang penting dalam kehidupan kita.
Banyak kejadian di sekitar kita, bahkan di dalam tubuh kita yang melibatkan zat asam, baik melepas maupun menyerap.
Banyak sekali larutan disekitar kita, baik yang bersifat asam, basa maupun
netral. Cara menentukan sifat asam basa larutan secara tepat yaitunmenggunakan
indikator, Indikator yang dapat digunakan adalah indikator asam basa. Indikator
adalh zat-zat yang menunjukkan indikasi berbeda dalam larutan asam,basa, dan
garam. Cara menentukan senyawa bersifat asam, basa, atau netral dapat
menggunakan kertas lakmus dan larutan indikator atau indikator alami.
Asam dan
basa merupakan dua senyawa kimia yang sering kita jumpai dalam kehidupan
sehari-hari. Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin Acetumyang berarti cuka. Seperti diketahui, zat utama dalam asam
cuka adalah asam asetat. Basa (alakali) berasal dari bahasa Arab yang berarti
abu.
Seperti halnya
dengan sabun, basa bersifat kaustik (licin), selain itu basa juga bersifat
alakali (bereaksi dengan protein didalam kulit sehingga sel-sel kulit akan
mengalami pergantian), Rasa pahit merupakan salah satu sifat zat yang bersifat
basa. Namun kita dilarang mengenali asam dan basa dengan cara mencicipinya
karena cara tersebut bukan merupakan cara yang aman.
1.2Tujuan Percobaan
1.Menentukan PH
larutan dengan menggunakan PH indicator universal
2.Menghitung
konsentrasi larutan dengan nilai PH tertentu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Asam merupakan
salah satu penyusun dari berbagai bahan makan dan minuman, misalnya cuka, keju,
dan buah-buahan. Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air akan
melepaskan ion H+(ion hidrogen). Jadi pembawa sifat asam adalah ion
hidrogen, sehingga rumus kimia asam selalu mengandung atom hidrogen. Ion adalah
atom atau sekelompok atom yang bermuatan
listrik. Kation adalah ion yang bermuatan listrik positif. Adapun anion adalah
ion yang bermuatan listrik negatif. (Teguh, 2010 )
Asam secara umum
merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan
larutan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih dari 7. Dalam
defenisi modern, asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+)
kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron
bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi
penetralan untuk membentuk garam. Contoh asam cuka adalah asam asetat
(ditemukan dalam cuka) dan asam sulfat (digunakan dalam baterai atau aki
mobil). Asam umumnya berasa masam, tapi cairan asam pekat sangat berbahaya
dapat merusak kulit dan hati-hati mata,
jika terpercik asam pekat bisa berakibat kebutaan. Jika kena asam pekat harus
langsung dicuci dengan air bersih sampai benar-benar bersih.(Adam,2011).
Sifat khas lain
dari asam adalah dapat bereaksi dengan berbagai bahan seperti logam,marmer, dan
keramik. Reaksi anatara asam dengan logam bersifat korosif. Contohnya, logam
besi dapat bereaksi cepat dengan asam klorida (HCl) memebentuk besi (II)
klorida (FeCl2). ( Teguh,2009).
Basa adalah suatu
senyawa yang jika dilarutkan dalam air (larutan) dapat melepaskan ion
hidroksida (OH-). Oleh karena itu, semua rumus kimia basa umumnya mengandung
gugus OH. Jika diketahui rumus kimia suatu basa, maka untuk memeberi nama
basa,cukup dengan menyebut nama logam dan diikuti kata hidroksida. (Any,2012).
Walaupun reaksi
asam dengan basa disebut reaksi penetralan, tetapi hasil reaksi (garam) tidak
selalu bersifat netral. Sifat asam basa dari larutan garam bergantung pada
kekuatan asam dan basa penyusunannya (Tarmi,2011).
Garam yang berasal
dari asam kuat dan basa kuat bersifat netral , disebut garam normal, contohnya
NaCl dan KNO3.Garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah bersifat asam
disebut garam asam, contohnya adlah NH4Cl. Garam yang berasal dari asam lemah
dan basa kuat bersifat basa disebut garam basa, contohnya adalah CH3COONa.
Contoh asam kuat adalah HCl, HNO3,
H2SO4.Adapun KOH, NAOH, Ca(OH)2 termasuk basa kuat (Elista, 2012).
pH adalah derajat keasaman
yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan
yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia
didefinisikan sebagai kologaritmaaktivitasion hidrogen
(H+) yang terlarut. Koefisien
aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara
eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis.Skala pH
bukanlah skala absolut.Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar
yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan internasiona(Kenan,2013).
Konsep pH pertama kali diperkenalkan oleh kimiawanDenmarkSøren Peder Lauritz Sørensen
pada tahun 1909.Tidaklah diketahui dengan pasti makna singkatan "p"
pada "pH".Beberapa rujukan mengisyaratkan bahwa ph berasal dari
singkatan untuk powerp (pangkat), yang lainnya merujuk kata bahasa Jerman Potenz (yang juga berarti pangkat), dan ada pula yang
merujuk pada kata potential.Jens Norby mempublikasikan sebuah karya ilmiah pada
tahun 2000 yang berargumen bahwa p adalah sebuah tetapan yang berarti "logaritma negatif” (Petrucci,2014).
Asam dan Basa merupakan dua golongan zat
kimia yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.Berkaitan dengan sifat
asam Basa, larutan dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu bersifat asam,
bersifat basa, dan bersifat netral.Asam dan Basa memiliki sifat-sifat yang
berbeda, sehingga dapat kita bisa menentukan sifat suatu larutan. Untuk
menentukan suatu larutan bersifat asam atau basa, ada beberapa cara. Yang
pertama menggunakan indikator warna, yang akan menunjukkan sifat suatu larutan
dengan perubahan warna yang terjadi( Hiskia,2009 ).
Larutan asam memiliki rasa masam dan bersifat
korosif (merusak logam, marmer, dan berbagai bahan lain). Sedangkan basa berasa agak pahit dan
bersifatkaustik .Namun ada beberapa pendapat yang menjelaskan penyebab sifat
asam dan basa.Pada tahun 1777, Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794)
mengemukakan bahwa asam mengandung unsur oksigen. Davy kemudian menyimpulkan bahwa unsur hidrogenlah yang
merupakan unsur dasar asam.Kemudian tahun 1814 Joseph Louis Gay-Lussac (1778-1850)
menyimpulkan bahwa asam adalah suatu zat yang dapat menetralkan alkali dan
kedua golongan senyawa itu hanya dapat didefinisikan dalam kaitan satu dengan
yang lain (Nesbah,2010).
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
No
|
Nama larutan
|
Ph
|
Golongan
|
Konsentrasi (molaritas)
|
||
1
|
H2SO4
|
1
|
Asam Kuat
|
0.1 M
|
||
2
|
HCl
|
1
|
Asam kuat
|
0.1 M
|
||
3
|
Asam
Asetat
|
2
|
Asam
Lemah
|
0.2M
|
||
4
|
NaOH
|
14
|
Basa kuat
|
0.7 M
|
||
5
|
Amonium
Hidroksida
|
12
|
Basa
Lemah
|
10-6 M
|
||
6
|
CH3COONa
|
9
|
Garam
Basa Lemah Basa Kuat
|
0.03 M
|
||
7
|
NaCl
|
6
|
Asam Kuat dan
BasaLemah
|
0.00001
M
|
||
8
|
N2SO3
|
6
|
Asam lemah dan Asam Kuat
|
0.00001
M
|
||
9 Asam Borak 5 Asam Lemah 0.00001 M
|
1.H2SO4
Dik: pH larutan H2SO4=2
Dit :
konsentrasi larutan H2SO4..?
Jawab:
pH= 1
[H+]= 1- log 1= - log 0,01
=
10 M=0,1 M
2.HCL
Dik: pH larutan HCL= 1
Dit: konsentrasi larutan HCL..?
Jawab:
pH= 1
[H+]= 1- log 10=
- log 0,01
= 10 M= 0,1 M
3.Asam Asetat
Dik: pH
larutan Asam Asetat= 2
Dit: konsentrasi larutan Asam Asetat..?
Jawab:
pH= 2
[H+]=2-log 0,2 M
4.NaOH
Dik: pH larutan NaOH= 14
Dit: konsentrasi larutan NaOH.?
Jawab: Dik: pH larutan
NaOH= 11
Dit: konsentrasi larutan NaOH..?
Jawab:
pH= 11
POH= 14- 11=3=3- log 10
[OH-]= 10-3
(10-3)2 = 10-4/
10-5 x mg
10-6= 10-9 x mg
Mg= 103 m= 1000 M
5. Amonium Hidroksida
Dik: Ph Amonium Hidroksida=12
Dit:konsentrasi amonium hidroksida...?
Jawab:
pH=12
pOH=14-2=12
[OH]=0,002
[H+]= -log 10-0,000001
M =0,000001
6.CH3COONa
Dik: PH CH3COONa=9
Dit:konsentrasi CH3COONa....?
Jawab:
PH=9
[H+]=3-log 10=0,003
M=0,003
7.NaCL
Dik: pH larutan
Garam Dapur = 7
Dit: konsentrasi
larutan Garam Dapur..?
Jawab:
Larutan ini bersifat
netral, sehingga konsentrasi yang di proleh yaitu 10-7 M.
8.N2SO3
Dik: pH N2SO3 =6
Dit:Konsentrasi
N2SO3...?
Jawab:
PH=6
[H+]= 6-log 10= -log
0,00001
M=0,00001
9.Asam Borak
Dik: PH Asam Borak =5
Dit: konsentrasi Asam
Borak..?
Jawab:
PH=5
[H+]=5-log 10
M=0,00001
BAB V
PEMBAHASAN
Reaksi asam-basa dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan asam
atau larutan basa. Penentuan itu dilakukan dengan cara meneteskan larutan basa
yang telah diketahui konsentrasiya ke dalam sejumlah larutan asam yang belum
diketahui konsentrasinya atau sebaliknya. Penetesan dilakukan hingga asam dan
basa tepat habis bereaksi.Waktu penambahan hingga asam dan basa tepat habis
disebut titik ekuivalen.Dengan demikian, konsentrasi asam atau basa dapat
ditentukan jika salah satunya sudah diketahui. Proses penetapan konsentrasi tersebut disebut titrasi asam-basa.Titrasi merupakan suatu metode
untukmenentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah
dikethaui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi
yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatan reaksi
asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redox untuk titrasi
yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi
yang melibatan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya.
Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai
“titrant” dan biasanya diletakan di dalamtabung reaksi, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai “titer”
dan biasanya diletakkan di dalam “buret”. Baik titer maupun titrant biasanya
berupa larutan. Pada laporan kali ini akan di jelaskan mengenai titrasi
asam-basa.
PH asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer
ataupun titrant.Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan
asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya.Titrant
ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen (
artinya secara stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi). Keadaan
ini disebut sebagai “titik ekuivalen”.Pada saat titik ekuivalent ini maka
proses titrasi dihentikan.
Dengan menggunakan data volume
titrant, volume dan konsentrasi titer maka kita bisa menghitung kadar titrant.
Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen
pada PH asam basa.
A. Memakai pH
meter untuk memonitor perubahan pH, kemudian membuat plot antara pH dengan
volume titrant untuk memperoleh kurva PH. Titik
tengah dari kurva PH tersebut adalah “titik ekuivalent”.
B. Memakai
indikator asam basa. Indikator ditambahkan sebelum
proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik
ekuivalen terjadi, pada saat inilah titrasi kita hentikan. Pada umumnya cara kedua dipilih disebabkan kemudahan pengamatan, tidak
diperlukan alat tambahan, dan sangat praktis.Indikator yang dipakai dalam
titrasi asam basa adalah indicator yang perbahan warnanya dipengaruhi oleh
pH.Penambahan indicator diusahakan sesedikit mungkin dan umumnya adalah dua
hingga tiga tetes.Untuk memperoleh ketepatan hasil titrasi maka titik akhir
titrasi dipilih sedekat mungkin dengan titik equivalent, hal ini dapat
dilakukan dengan memilih indicator yang tepat dan sesuai
dengan keadaan dimanaPH
dihentikan dengan cara melihat perubahan warna indicator disebut sebagai “titik
akhir PH”
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari praktikum ini dapat disimpulkan, bahwa :
1. Dalam suatu larutan, merupakan salah satu ukuran untuk menentukan tingkat
keasaman suatu larutan. Untuk menyatakan tingkat PH, seorang ahli dari Denmark,
Soren lautiz memperkenalkan suatu bilangan yang sederhana. Bilangan ini
diperoleh dari hasil logaritma konsentrasi H+. Bilangan inidikenal dengan skala
PH. Harga PH berkisar antara 1 – 14.
2. Larutan
yang dapat distandarisasikan yaitu larutan standar sekunder adalah larutan
dipergunakan untuk menstandarisasi / menentukan konsentrasi larutan lain tetapi
larutan standar tersebut harus distandarisasi terlebih dahulu untuk memastikan
konsentrasi yang sebenarnya, contohnya pada percobaan ini adalah NaOH.
6.2 Saran
Adapun
saran saya dari pelaksanaan praktikum kita kali ini yaitu, sebagai berikut : Sebaiknya
agar alat-alat laboratorium dapat dilengkapi, supaya pada pelaksanaan praktikum tidak berganti-gantian
memakai alat-alat laboratorium pada kelompok masing-masing, dan praktikum dapat
berjalan dengan lancar. Sebaiknya
juga alat-alat praktikum dapat dilengkapi lagi, lalu dijaga dengan baik-baik
agar tidak rusak.
DAFTAR PUSTAKA
Adam. 2011. Kamus Pintar Kimia.
Jakarta : Publisher Eramedia.
Any.2012.Kimia Larutan. Bandung
: Citra Aditia Bakti.
Elista.2012.Kimia Untuk Universitas edisi
keenam Jilid.1.Jakarta :Erlangga.
Hiskia.2009.Kimia Terpadu.Jakarta:Bumi Aksara.
Kenan.2013.Sains Kimia Jilid 3.Bandung. Ganesa Exact.
Nesbah.2010.Penuntun Praktikum Kimia Dasar II.
Bengkulu: UNIB
Petrucci.1987.Kimia Dasar edisi empat jilid II.
Jakarta :Erlangga.
Tarmi.2011.Ilmu Pengetahuan Alam 1 untuk SMP.Jakarta:Erlangga
Teguh. 2009. IPA Terpadu Untuk SMP/MTS kelas VII. Jakarta : Erlangga
Teguh. 2010. Konsentrasi Larutan. Jakarta : Erlangga
0 comments:
Post a Comment