Thursday, 14 May 2020

PROPOSAL PKM-K UNIB






PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
”PEMANFAATAN TULANG IKAN TUNA Thunnus thynnus MENJADI BISCUIT/CRACKERS”

BIDANG KEGIATAN
PKM KEWIRAUSAHAAN





Diusulkan Oleh :
TIM KWU KELOMPOK 14










UNIVERSITAS BENGKULU
KOTA BENGKULU
2019


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
       Produksi perikanan Indonesia hingga triwulan III tahun 2015 mencapai 14,79 juta ton. Produksi tersebut merupakan kontribusi dari produksi perikanan tangkap mencapai 4,72 juta ton dan produksi perikanan budidaya mencapai 10,07 juta ton. Produksi perikanan tangkap dihasilkan dariproduksi perikanan tangkap di laut mencapai 4,39 juta ton dan produksi perikanan tangkap umum mencapai 325 ribu ton. Apabila dibandingkan periode yang sama pada tahun 2014, produksi perikanan Indonesia hingga triwulan III tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 2,36%, dengan perincian produksi perikanan tangkap mengalami penurunan sebesar 0,94% dan produksi perikanan budidaya juga mengalami peningkatan sebesar 3,98%  (Agustina, 2010). 
      Ikan tuna adalah satu jenis ikan air laut yang banyak ditemukan dilautan dalam, ikan ini termasuk ikan laut pelagik yang termasuk kedalam famili Scombridae dengan ordo Perciformes. Ikan tuna ini memiliki bentuk tubuh menyerupai torpedo dengan sedikit pipih di bagian sisinya dan juga dengan mulut meruncing. Ikan ini memiliki sirip punggung dua berkas, pertama berukuran kecil da terpisah dengan sirip kedua. Beberapa spesies tuna yang lebih besar dapat menaikkan suhu darahnya di atas suhu air dengan aktivitas ototnya. Hal ini menyebabkan mereka dapat hidup di air yang lebih dingin dan dapat bertahan dalam kondisi yang beragam. Kebanyakan bertubuh besar, tuna adalah ikan yang memiliki nilai komersial tinggi (Amiruddin. 2007).
        Ikan tuna merupakan salah satu ikan ekonomis penting. Ikan tuna pada umumnya dimanfaatkan untuk produksi pengalengan dan pembekuan. Produk beku dalam bentuk utuh maupun dalam bentuk loin beku. Produk ikan tuna beku sebagian besar hanya memanfaatkan daging ikannya saja, sedangkan sisa-sisa pemanfaatan lain berupa kepala, sirip dan tulang belum dimanfaatkan secara optimal. Saat ini kepala, sirip dan tulang hanya dibuat tepung ikan (Christina Litaay,2013).
       Tulang ikan merupakan salah satu bentuk limbah dari industri pengolahan ikan yang memiliki kandungan kalsium terbanyak diantara bagian tubuh ikan, karena unsur utama dari tulang ikan adalah kalsium, fosfor dan karbonat. Pemanfaatan 3 limbah tulang ikan salah satunya adalah dibuat tepung. Tepung ikan dapat ditambahkan pada produk ekstrusi, roti, biskuit dan kue kering (Wardani, dkk 2012). 
       Tulang Ikan tuna dikenal dengan ikan yang bernilai ekonomis tinggi. Selain dengan rasa daging yang enak, ikan tuna juga memiliki banyak kandungan atau manfaat bagi yang mengkonsumsi ikan tersebut seperti kolin, fosfor, vitamin B6, B12, rendah kalori, omega 3 dan 6 yang baik untuk kesehatan otak anak (Maulida, 2005).
          Dalam setiap olahan makanan, yang seringkali digunakan untuk pasar konsumsi adalah daging ikan tuna saja. Banyak bagian tubuh dari ikan tuna yang dibuang menjadi limbah seperti kepala ataupun tulang/duri. Dalam olahan yang kami buat ini kami memanfaatkan tulang ikan tuna menjadi biskuit atau crackers. Selama ini tulang ikan tuna dibuang begitu saja, sekarang kami memanfaatkan tulang ikan tuna menjadi bahan dasar dari olahan biskuit kami karena kandungan vitamin dari ikan tulang ikan tuna sama dengan kandungan daging ikan tuna (Soekarto, 1985).

1.2 Rumusan Masalah 
     Tulang ikan Tuna merupakan limbah yang bisa dimanfaatkan untuk membuat produk baru. Produk ini diharapkan dapat membuka peluang usaha baru.

1.3 Tujuan 
Adapun tujuan dalam proposal ini, yaitu :
1. Meningkatkan  jiwa kewirausahaan 
2. Mengembangkan pemanfaatan tulang ikan tuna dibidang pangan
3. Membuat inovasi baru pemanfaatan tulang ikan tuna untuk diolah menjadi biskuit

1.4 Luaran yang diharapkan
Luaran yang diharapkan adalah dapat memberikan pengetahuan tentang pengolahan limbah tulang ikan Tuna. Biskuit dari tulang ikan Tuna mempunyai nilai lebih dalam hal menambah produk pangan dan juga untuk kesehatan tulang.

1.5 Manfaat dan Kegunaan
1. Bagi Sasaran
Program ini diharapkan dapat merealisasikan pengggunaan tulang ikan tuna di Kota Bengkulu untuk mengurangi pembuangan limbah dan memberikan pengetahuan bagi generasi penerus tentang pemanfaatan ikan secara berkelanjutan. Selain itu juga dapat menumbuhkan kreativitas generasi muda sehingga mereka tertarik untuk  mengembangkan penggunaan bahan yang tidak terpakai untuk kelestarian lingkungan dan berkeinginan untuk melestarikan lingkungan serta dapat memberikan keuntungan.

2. Bagi Pemerintah
Program ini diharapkan dapat mambantu untuk melakukan kegiatan sosialisasi tentang pemanfaatan limbah dari ikan tuna pada kalangan muda, sehingga para penerus bangsa Indonesia berkeinginan untuk menjadikan Indonesia yang bersih tampan. Selain itu, juga dapat membantu pemerintah dalam menyiapkan sumberdaya manusia yang berkualitas sekaligus memiliki jati diri bangsa indonesia sebagai paru-paru dunia dan dapat menjadi masukan untuk pemerintah dalam pengembangan pemanfaatan limbah ikan tuna.

3. Bagi Masyarakat.
Program ini diharapkan dapat membantu masyarakat terutama yang bermata pencahariannya adalah pedagang atau toko toko di Kota Bengkulu dan menumbuhkan sikap peduli lingkungan sehingga dapat berperan aktif membantu program pemerintah, menjaga kelestarian lingkungan secara berkelanjutan dan mengembangkan produk perikanan dengan konsep ramah terhadap lingkungan sehingga perikanan dapat dimanfaatkan dengan baik program ini juga diharapkan masyarakat dapat lebih mengerti dan mau terlibat langsung didalam pengolahan perikanan tangkap dan budidaya.
BAB II
GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

2.1 Gambaran Umum Produk
        Usaha bidang pangan yang bernama “BISKUIT DARI TULANG IKAN TUNA” Usaha ini dibuat karena kurangnya pengelolaan terhadap pengelolaan limbah dari ikan tuna. Baik itu dari limbah perusahaan perikanan ataupun pengelolaan perikanan tradisional.Usaha ini berawal dari banyaknya hasil tangkapan ikan  tuna dari masyarakat ataupun perusahaan penangkapan ikan. Dimana pemanfaatan secara komersial ataupun konsumsi hanya memanfaatkan hasil dari dagingnya saja. Sedangkan untuk tulang/duri dari ikan tuna tersebut tidak dimanfaatkan atau dalam kata lain sebagai limbah. 
         Dilihat dari sudut pandang pangan dan gizi, tulang ikan sangat kaya akan kalsium yang dibutuhkan bagi manusia bahkan unsur utama dari tulang ikan adalah kalsium, fosfor dan karbonat. Manusia anak-anak membutuhkan kalsium 500-700 mg/hari dan dewasa membutuhkan asupan kalsium 750-1000 mg/hari. Kekurangan kalsium pada masa pertumbuhan dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan, tulang kurang kuat, bengkok dan rapuh, yang dinamakan osteoporosis. Konsumsi kalsium hendaknya tidak melebihi 2500 mg sehari. Kelebihan kalsium dapat menimbulkan batu ginjal atau gangguan ginjal. Di samping itu, dapat menyebabkan konstipasi (susah buang air besar). Kelebihan kalsium bisa terjadi bila menggunakan suplemen kalsium berupa tablet atau bentuk lain.
       Produk ini berupa biscuit crackers yang kaya vitamin, yang dibungkus dengan kemasan khusus sehingga membuat tampilan dari ikan tersebut tampil elegan. Biskuit yang kami buat nantinya akan dipasarkan secara bertahap yaitu mulai dengan cara menawarkan langsung kepada konsumen, menjual online disekitaran kota Bengkulu dan nantinya akan berkembang juga bidang pemasaranya sampai keseluruh Indonesia.

2.2 Peluang Pasar
         Program ini ditujukan untuk semua kalangan masyarakat diseluruh Indonesia baik nantinya langsung ke toko toko, Tapi sebagai tahap awal akan dipasarkan di sekitar kota Bengkulu. Tapi sebagai target utama adalah kalangan mahasiswa dan masyarakat sekitar yang membutuhkan asupan gizi yang baik. Distribusi ini juga sebagai aksi penyelamatan lingkungan terhadap limbah limbah dari rumah tangga ataupun limbah dari perusahaan. Berikut ini adalah analisis SWOT produk Biskuit tulang ikan tuna.
Aspek Produk Biskuit Tulang Ikan Tuna
Strenght:
1. Memiliki rasa yang enak dan bernutrisi tinggi.
2. Makanan ringan yang dapat dimakan dimanapun dan kapanpun.
3. Produk dan kemasan yang inovatif dan edukatif.

Weakness
1. Produk baru yang belum dikenal masyarakat.

Opportunity
1. Belum ada produk sejenis ini sebelumnya.
2. Minat masyarakat Indonesia yang tinggi terhadap biskuit.

Threat
1. Resiko tindakan plagiatisme yang tinggi.

2.3 Analisis kelayakan Usaha
     Untuk harga produk Biskuit ini, kami tetapkan dengan harga Rp.10.000/250gr, dengan melakukan produksi 100 bungkus/minggu atau 400 bungkus/bulan. Jika direncanakan kami dapat memproduksi 400 bungkus/bulan dengan harga Rp.10.000/bungkus dengan berat 250gr. Maka kami akan memperoleh laba kotor sebesar Rp.4.000.000,- Dari laba kotor ini akan kami gunakan untuk biaya overheight sebesar Rp.140.000,- biaya pembelian bahan baku sebesar Rp.718.000,- dan biaya lain-lain yang digunakan selama proses pembuatan sebesar Rp.2.518.000,- Maka hasil dari laba bersih yang didapat adalah Rp.764.000,-.
Break Even Point (BEP) ialah titik impas dimana posisi jumlah pendapatan dan biaya sama atau seimbang sehingga tidak terdapat keuntungan ataupun kerugian. Harga pokok produk Kerupuk Maut sebesar Rp.8.000,-  dengan harga jual produk Rp.15.000,-/bungkus, dan kuantitas produksi sebesar 400 bungkus/bulan.

2.4 Keberlanjutan Usaha
Produk Biskuit tulang ikan tuna adalah camilan sehat dan bernutrisi tinggi yang memiliki profit menjanjikan karena bahan utama nya yang terbuat dari tulang ikan tuna, yang mana tulang ikan tuna mempunyai kandungan yang sama dengan daging ikan tuna. Beberapa keunggulan produk Biskuit tulang ikan tuna merupakan aspek-aspek yang menjamin keberlanjutan usaha produk Biskuit tuilang ikan tuna.
Bantuan pemerintah juga diharapkan dalam proses pengembangan usaha produk Biskuit tuilang ikan tuna agar dapat memberikan peluang besar terhadap pengelolaan dan minat masyarakt terhadap hasil perikanan indonesia. Hal ini karena produk Biskuit tuilang ikan tuna tidak hanya diproduksi dan dipasarkan untuk mendapatkan keuntungan ekonomis semata, tetapi juga untuk memberikan nilai pengetahuan masyarakat terhadap potensi perikanan di indonesia.


BAB III
METODE PELAKSANAAN
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegianaan usaha ini berdasarkan input,proses dan output sebagai berikut:
3.1 Pra Produksi
Didalam kegiatan ini kami melakukan survey lapangan pemasaran yang ada di kota Bengkulu. Kegiatan ini juga melakukan survei atau melakukan perizinan terhadap BPOM dan juga NUI terhadap pemasaran dari produk ini.

3.2 Proses
1. persiapan
       Proses ini dilakukan selama lima minggu, proses ini meliputi dari persiapan para anggota untuk melakukan proses tersebut, menentukan tempat untuk melakukan produksi dan juga dan juga nantinya akan melakukan kerjasama terhadap toko toko roti disekitaran kota Bengkulu.

2.pembuatan
Program dalam melaksanakan ini akan terbagi dalam beberapa kegiatan atau pekerjaan yaitu:
1. Membeli bahan yang akan di kelola menjadi biskuit dari tlang ikan tuna
2. Membersihankan bahan bahan dan alat alat yang di gunakan dalam produksi
3. Campurkan tepung roti, dengan gula  dan masukkan metega yang telah
        ditambahkan bubuk tulang tuna dan beri sedkit garam
4. Setelah itu campuran satu sama lain hingga mengental
5. Lalu bentuk adonan sesuka kita
6. Setelah itu masukkan kedalam oven , tunggu sampai 20 menit
7. Lalu biskuit siap di kemas.

3.3 Pengemasan
Dari hasil produksi yang kami lakukan nanti pengemasannya dilakukan dengan menggunakan kertas atau kotak kertas, mengingat minimnya biaya dan  tetap menjaga kualitas produk dan dalam hal ini juga akan lebih mudah dalam penguraian sampah pengemasan biskuit dari tulang ikan tuna  tersebut secara alami.

3.4 Pemasaran
Pemasaran dilaukan dengan 2 cara, yaitu:
1.Online
Pemasaran ini dilakukan dengan promosi dari media sosial seperti Whatspp,Facebook, Instagram, Twiter, dan media online lainnnya.
2.Offline
Pemasaran dilakukan dengan cara penjualan ke toko toko ataupun langsung menawarkan kepada masyarakat.

3.5 Output
Dari hasil produksi yang kami lakukan diharapkan nantinya masyarakat akan semakin lebih bijak dalam menciptakan sesuatu yang bernilai ekonomis dan juga dapat berpartisipasi dalam pengurangan limbah limbah.

3.6 Evaluasi
     Evaluasi nantinya akan kami lakukan selama 1 kali dalam seminggu. Evaluasi meliputi hasil produksi yang kami lakukan dan juga evaluasi penjualan dari hasil produksi kami.

BAB IV
RINCIAN BIAYA DAN ANGGARAN BIAYA
4.1. Rincian Biaya
No. Jenis Pengeluaran Biaya
1. Peralatan Yang Diperlukan Rp.1.475.000,-
2. Biaya Bahan Baku Habis Pakai Rp.1.218.000,-
3. Perjalanan Rp.1.800.000,-
4. Lain-lain Rp.500.000,-
                                     Jumlah Rp.4.493.000,-

4.2. Jadwal Kegiatan



DAFTAR PUSTAKA
Agustina,2010. Kajian Gelatin Kulit Ikan Tuna (Thunnus albacore) Yang Diproses Menggunakan Asam Asetat. Perikanan dan Ilmu Kelautan, 1 (5): 1186-1189.
Amiruddin,2007. Pembuatan dan Analisis Karakteristik Geleting Dari Tulang Ikan Tuna (thunnus albacores). Bogor. Departemen Teknologi Industri Pertanian.
Christina Litaay, 2013. Pengaruh Perbedaan Metode Perendaman dan Lama Perendaman Terhadap Karakteristik Fisiko-Kimia Tepung Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis). Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis.
Maulida, Nurul. 2005. Pemanfaatan Tepung Tulang Ikan Mendidihan (Thunnus albacares) Sebagai Suplemen Dalam Pembuatan Biskuit (Crackers). Skripsi. Bogor: Fakultas perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertama Bogor.
Soekarto. 1985. Proses Pemanfaatn Tulang Ikan Tuna. Jurnal mahasiswa pemanfaatan sumber daya perikanan dan kelautan. Vol 2 No 70-78.



0 comments:

Post a Comment