Sunday, 3 May 2020

laporan "IDENTIFIKASI SENYAWA ORGANIK"


LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA UMUM

Disusun Oleh:
                  Nama                        : lautan
                  Npm                          : 
                  Prodi                         : 
                  Kelompok                 : 4 (Empat)
                  Hari/Jam                   : Selasa/10:00-12:00 WIB
                 Tanggal                      : 30 Oktober 2018
                  Dosen                       : 
                                                     
                 Co Ass                       :
                 Objek Praktikum       : IDENTIFIKASI SENYAWA ORGANIK


LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2018



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
           Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari suatu bahan dan senyawa . di antara banyaknya hal yang di pelajari dalam ilmu kimia tersebut tentu kita mengenal bagianya yang di sebut kimia organik dimana cabang ini mempelajari senyawa organik yaitu suatu senyawa yang mengandung unsur karbon dan hidrogen , oksigen dan nitrogen . Senyawa organik adalah senyawa -senyawa yang dibentuk oleh unsur karbon yang memiliki sifat – sifat fisit dan siwat – siwat kimia yang khas . Bahwa senyawa organik harus dipisah pembahasanya dari senyawa unsur lain semata - mata karena alasan jumlahnya yang demikian besar .
        Identifikasi setruktur senyawa organik merupakan masalah yang sering dahadapi dalam laboratorium kimia organik . Senyawa organik tersebut dapat diperoleh dari hasil suatu reaksi maupun isolasi bahan - bahan alam . Dalam melakukan identifikasi senyawa organik yang belum diketahui perlu dilakukan pemisahan dan pemumian komponen- komponen penyusun campuran semua metode pemisahan disarankan pada perbedaan sifat fisik dari komponen -komponen penyusun campuran . Teknik pemisahan seperti ekstraksi , yang di dasarkan pada perbedaan kelarutan , destilasi fraksinasi dan destilasi uap , yang didasarkan pada perbedaan tekanan uap .
         Senyawa organik begitu penting untuk dilakukan pengidentifikasikan , dimana dapat mengetahui sifat-sifat dari suatu senyawa organik yang belom diketahui namanya atau sample larutan tidak tertera nama larutan atau senyawanya . Identifikasi senyawa organik sangat penting bagi orang yang akan menghabiskan waktunya bekerja dalam laboratorium atau orang yang akan melakukan penelitian sangat penting untuk mempelajari identifikasi senyawa organik .
                 Dalam mengidentifikasi senyawa organik dapat dilakukan pengujian dengan menggunakan suatu pelarut yang khusus untuk menguji suatu senyawa organik diantaranya eter , air , larutan HCl dan lain – lain.Berdasarkan penyataan-pernyataan diatas maka perlu dilakukan percobaan mengenai indentikasi suatu senyawa organik guna mengetahui cara dan dapat memberi nama pada senyawa organik yang belm diketahui namanya dengan menggunakan beberapa sampel larutan.


1.2 Tujuan Percobaan
Mahasiswa mampu mengidentifikasi senyawa organik ( alkohol, fenol, aldehid, keton, dan asam karboksilat).


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Kimia organik adalah senyawa yang datang dari benda hidup sehingga timbul istilah organik. Suatu pengetahuan mengenai kimia organik tak dapat diabaikan bagi kebanyakan ilmuwan. Misalnya, karena sistem kehidupan terutama terdiri dari air dan senyawa organik, hampir semua bidang yang berurusan dengan tanaman, hewan, atau mikroorganisme bergantung pada prinsip kimia organik (Sumardi, 2009).
Senyawa karbon atau yang biasa dikenal dengan senyawa organik ialah suatu senyawa yang unsus-unsur penyusunnya terdiri dari atom karbon dan atom-atom hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, halogenj, atau fosfor. Pada awalnya senyawa karbon ini secara tidak langsung menunjukan hubungannya dengan sistem kehidupan. Namun dalam perkembangannya, ada senyawa organik yang tidak mempunyai hubungan dengan sistem kehidupan. Misalnya urea yang merupakan senyawa organik dari makhluk hidup yang berasal dari urin. Urea dapat dibuat dengan cara menguapkan garam amonium sianat yang merupakan senyawa anorganik menjadi senyawa organik (Siswoyo, 2009).
Etanol biasa dikenal dengan sebutan etil alkohol, alkohol solut, alkohol murni atau alkohol saja. Rumus molekul dari etanol itu sendiri adalah C2H5OH.  Etanol termasuk dalam alkohol primer. Sifat-Sifat Etanol dibagi menjadi 2 yaitu berdasarkan sifat kimanya: reaksi asam basa, halogenasi, pembuatan ester, dehidrasi, oksidasi dan pembakaran. Berdasarkan sifat fisikanya dipengaruhi oleh:  keberadaan gugus hidroksil, pendeknya rantai karbon etanol, gugus hidroksil dapat berpartisipasi ke dalam ikatan hidrogen, sehingga membuatnya cair dan lebih sulit menguap dari pada senyawa organik lainnya dengan massa molekul yang sama. Etanol digunakan untuk bahan baku industri atau pelarut (Suwono, 2011).
Metanol merupakan cairan yang jernih, tidak berwarna, dan merupakan cairan yang mudah terbakar. Metanol dapat dibuat dengan mereaksikan hidrogen dengan karbon monoksida atau karbon dioksida. Metanol banyak dipakai pada industri sebagai starting material pembuatan berbagai bahan kimia, sebagai cairan pembersih kaca mobil, pembersih karburator, antibeku, toner mesin fotokopi, dan bahan bakar. Sifat fisika dan kimia metanol antara lain memiliki rumus molekul CH3OH, massa molar 32,04 g/mol dan memiliki densitas 0.7918 g/cm³. Api dari metanol biasanya tidak berwarna. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati bila berada dekat metanol yang terbakar untuk mencegah cedera akibat api yang tak terlihat (Ali, 2008).
Fenol berbentuk solid, berbau aromatik dan tajam, tidak berwarna. Memiliki titik didih 182°C dan titik leleh 42°C. Fenol berfungsi sebagai zat antiseptikzat disinfektan,Pembuatan pewarna, resin. Sifat kimia yang paling penting dari fenol adalah bahwa tidak seperti alkohol, mereka bersifat asam. Fenol memiliki nilai Ka sekitar 10-10 (pKa = 10), yang membuat mereka asam lemah, jauh lebih kuat dari air tetapi jauh lebih lemah dari asam karboksilat (Bettelheim, 2010).
          Senyawa karbon atau yang biasa dikenal dengan senyawa organik adalah suatu senyawa yang unsur-unsur penyusunnya terdiri dari atom karbon dan atom-atom hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, halogen, atau fosfor. Salah satu langkah untuk analisis kualitatif dari senyawa organik adalah melalui identitas gugus fungsi. Dengan mengetahui gugus fungsi maka dapat diketahui golongan dari senyawa organik tersebut karena setiap golongan senyawa organik mempunyai sifat tertentu bergantung pada gugus fungsionil yang dimilikinya. Secara umum senyawa organik yang mempunyai gugus fungsi yang sama akan mempunyai sifat yang sama ( Riswiyanto,2014).
          Secara sistematika, reaksi identifikasi terhadap gugus fungsi yang dimiliki oleh senyawa organik, dapat dilakukan sebagai berikut :
     1.   Reaksi identifikasi terhadap senyawa yang mempunyai ikatan rangkap antara dua  atom C yang saling berikatan/senyawa hidrokarbon tak jenuh.
2. Reaksi identifikasi terhadap senyawa alkil halida dan aril halida.
3. .Reaksi identifikasi terhadap alkohol dan fenol.
4.  Reaksi identifikasi terhadap asam karboksilat.
5.  Reaksi identifikasi terhadap adanya gugus karbonil.
         Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa organik yang mengandung karbon dan hidrogen yang dapat di bedakan atas hidrokarbon jenuh dan hidrokarbon tak jenuh. Alkana di golongkan sebagai senyawa hidrokarbon jenuh, sedangkan alkena, alkuna dan senyawa aromatik termasuk senyawa hidrokarbon tak jenuh (Malik, 2014).



 BAB III
METODOLOGI

3.1  Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
- Alat                                                                    -  Bahan
 1. Botol semprot                                                  1. Sample
2. Gelas piala                                                        2. 2,4-dinitrofenil hidrazin
3. Gelas ukur                                                        3. FeCl3
4. Pipet tetes                                                         4. Asam kromat
5. Erlenmeyer                                                       5. Etanol 95%
6. Tabung reaksi+rak                                            6. NaOH 10%
7. Penjepit tabung reaksi                                      7. Ammonium hidroksida encer
8. Pipet volume 5 ml                                            8.Aseton
9. Batang pengaduk                                              9. Aquadest

3.2  Prosedur Kerja
3.2.1    Test 2,4-dinitrofenil hidrazin (tes karakteristik aldehid dan keton)
        Mengambil tabung reaksi dan memasukkan 2 ml etanol 95%. Mentambahkan 3 tetes sample yang akan di uji ke dalam tebung reaksi tersebut. Kedalam tabung reaksi ini dimasukkan 1 ml larutan 2,4-dinitrofenil hidrazin dan melakukan pengojokan kuat-kuat. Jika tidak dihasilkan endapan, memanaskan larutan tersebut dengan pemanas air selama 1 menit dan selanjutnya menambah 5 tetes air. Jika terbentuk endapan kuning sampai merah orange menunjukkan test positif untuk adanya gugus karbonil dari keton atau aldehid.
            3.2.2        Test FeCl3 (test karakteristik untuk fenol)
       Menyiapkan tabung reaksi, lalu masukkan sample yang akan diuji. Menambahkan 5 tetes larutan FeCl3 dan melakukan penggojokan. Jika tidak terbentuk warna menunjukkan bahwa senyawa tersebut bukan senyawa fenol.
3.2.3    Test Asam Kromat (test karakteristik alkohol)
      Menyiapkan tabung reaksi dan memasukkan 2 ml sample yang akan diuji ke dalamnya. Menambahkan 1 ml aseton, kemudian menambahkan 1 tetes asam kromat. Warna orange dari asam kromat akan berubah menjadi biru kehijauan atau terbentuk endapan jika yang ditambahkan berupa alkohol primer atau sekunder.
3.2.4   Test Pereaksi Tollens (test untuk membedakan aldehid dan keton)
       Di dalam tabung reaksi dimasukkan 1 ml larutan perak nitrat 5% selanjutnya menambahkan 1 tetes NaOH 10% dan dikocok. Menambahkan ke dalam campuran tersebut larutan encer ammonium hidroksida hingga endapan perak hidroksida melarut (hindari penggunaan ammonium berlebihan). Menambahkan 2 tetes larutan yang akan diuji. Kocok dan biarkan selama 10 menit, jika reaksi tidak terjadi dalam 10 menit
memanaskan tabung reaksi di atas penengas air selama 5 menit.
Reaksi positif akan ditunjukkan dengan terbentuknya cermin perak pada dinding atau endapan metalik.




                                                                       BAB IV
HASIL PENGAMATAN

No
Sampel
Percobaan
Hasil pengamatan
keterangan
1.
Test 2,4 dinitrofenilhidrazin
Tidak di lakukan percobaan
Tidak di lakukan percobaan
2.
Alkohol / Fenol
Test FeCl3
Terjadi perubahan warna / Tidak terjadi endapan
Alkohol (+)
Fenol     (-)
3.
Test asam kromat
Tidak dilakukan percobaan
Tidak dilakukan
percobaan
4.
Formal dehid / Aseton
Test pereaksi Tollens
Berubah warna hitam, tidak terbentuk lapisan perak / Berubah warna abu abu, terbentuk lapisan perak
Formal dehid (+)
Aseton           (-)


BAB V
PEMBAHASAN
       
     Pada praktikum kali ini tentang identifikasi senyawa organik senyawa organik dapat di klafikasikan sesuai dengan sifat kelarutannya dalam sejumlah pelarut dan larutan tertentu.Dalam pengelompokkan senyawa organik diperlukan suatu identifikasi untuk mengetahui kedekatan sifat fisik dari senyawa organik, seperti halnya senyawa asam, basa dan lain-lain. Salah satu identifikasi yang sederhana yang digunakan atau dilakukan adalah identifikasi berdasarkan sifat kelarutannya. Pada percobaan yang ini ada 4 yaitu percobaan test untuk setiap karakteristik seperti:
      1.      test karakteristik untuk Aldehid dan keton (test 1,4 dinitrofenil hidrazin)
      2.      test karekteristik Fenol (test FeCl3)
      3.      test karakteristik alcohol(test asam kromat),
      4.      test untuk membedakan aldehid dan keton(test pereaksi tollens)
  pada uji sampel pertama yaitu test 1,4 dinitrofeni hidrazin ( aldehid dan keton) tidak dilakukan percobaan. Pada uji sampel kedua yaitu test FeCl3(test karakteristik fenol) ,siapkan tabung reaksi, lalu masukkan sample yang akan diuji. Menambahkan 5 tetes larutan FeCl3 dan melakukan penggojokan. Jika tidak terbentuk warna menunjukkan bahwa senyawa tersebut bukan senyawa fenol.didapatkan hasil bahwa ketika sampel yang akan diuji berupa fruktosa dan glukosa setelah dtambahkan atau ditetesi FeCl3 dan dilakukan penggojokan ternyata tidak ada perubahan warna yang menunjukan bahwa sampel tersebut bukan fenol .
        Pada uji sampel ketiga yaitu Test Asam Kromat (test karakteristik alkohol) setelah sampel dimaskan dan ditambahkan 1ml aseton dan kemudan ditetesi asam kromat hasil yang didapat warna orange dari asam kromat  berubah menjadi biru kehijauan atau terbentuk endapan yang berarti dapat dsimpulkan bahwa bahan yang ditambahkan merupakan atau berasal dari alcohol primer ataupun alcohol sekunder. Sedangkan pada uji percobaan ke empat tentang  Test Pereaksi Tollens (test untuk membedakan aldehid dan keton)  tidak dilakukan percobaan.


BAB VI
PENUTUP

6.1  Kesimpulan.
Dari pengujian alkohol primer, sekunder atau tersier dapat digunakan beberapa reagen, diantaranya reagen 2,4 dinitrofenilhidrazin, asam kromat, FeCl3 atau pereaksi tollens dengan melihat sifat fisika dari senyawa alkohol tersebut. Berdasarkan salah satu hasil pengamatan, menunjukan bahwa Fruktosa dan Glukosa merupakan alkohol
primer  berdasarkan uji Asam Kromat sedangkan Fruktosan dan Glukosa bukan Fenol bila di uji dengan FeCl3 .

6.2 Saran
     Saran saya adalah dalam praktikum ini, praktikan hendaknya memahami alat, bahan serta langkah kerja yang digunakan sehingga kegiatan praktikum dapat berjalan dengan baik, dan harus sungguh sungguh memperhatikan saat ko ass menjelaskan tentang  cara melakukan percobaan tersebut, sehingga tidak terjadi kesalahan pada saat  praktikum berlangsung.


 Daftar Pustaka

               Ali, 2008. Penuntun Praktikum Kimia Umum. Universitas Bengkulu: Bengkulu.
 Bettelheim. 2010.Kamus Pintar Kimia. Bandung: Publisher Eramedia.
Malik, 2014. Pengantar Kimia Organik dan Hayati. ITB: Bandung.
 Riswiyanto. 2014. Kimia Organik. Erlangga. Jakarta.
Siswoyo. 2009. Buku penuntun praktikum kimia organik. Poltekkes Makassar: Makassar.
Sumardi. 2009. Alkohol. Palang karaya: Universitas Palang Karaya.
Suwono. 2011. Buku penuntun praktikum kimia jilid II. FMIPA USU: Medan. 





0 comments:

Post a Comment